Monday, May 20, 2013

[Review] Lovasket: For The Love Of The Game - Luna Torashyngu

Judul: Lovasket: For The Love Of The Game

Series: Lovasket, #2

Penulis: Luna Torashyngu

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tanggal terbit: Juni 2010

Jumlah halaman: 264

Rating: êê






Melanjutkan cerita Lovasket, novel ini berkisah tentang Savira Priskila dan segala tetek bengek kehidupan basketnya. Memasuki tahun terakhir sekolahnya, Vira dan Rida mendapat undangan untuk mengikuti seleksi Tim Junior Jawa Barat. Mereka akhirnya bergabung dengan tim itu bersama Stephanie, Stella dan Alexa (teman Vira di SMA Altavia), juga beberapa pebasket dari kota lain, salah satunya Sita dari Tasikmalaya.

Di tengah latihan mereka, Stella mendadak mengundurkan diri dari tim. Hal ini cukup mengejutkan, mengingat sifat Stella yang nggak mau kalah, dan kemampuan Stella yang selama ini dinilai sangat baik.

Dengan sangat mengejutkan, pelatih tim junior (yang sebenarnya juga merupakan pelatih Tim Senior Jawa Barat) mengumumkan bahwa tim juniorlah yang akan mewakili Jawa Barat dalam Kejuaraan Nasional Bola Basket Putri, bukan tim senior seperti biasanya. Belakangan diketahui bahwa tim senior mengalami masalah internal, sehingga mereka menolak untuk ikut dalam babak kualifikasi kejuaraan tersebut. Tapi… babak kualifikasi kan kurang dari sebulan lagi? Apalagi lawan mereka nanti adalah tim-tim senior dari berbagai provinsi yang tentu saja sudah sangat berpengalaman dengan usia sekitar 25 tahunan.

Di lain pihak, Niken, sang mantan ketua OSIS SMA 31 mulai merasa ada yang aneh antara dia dengan Rei. Akhir-akhir ini Rei sering ingkar janji, suka telat jemput, dan banyak hal lain yang membebani gadis satu ini. Puncaknya ketika mereka berdua putus.

--o--

Sebagai kelanjutan Lovasket, menurutku seri kedua ini tak mampu mengalahkan pesona seri pertama.
*ini kenapa kalimat pertama reviewku udah men-judge yang nggak enak gini sih?*

Ya, novel ini masih menghadirkan indahnya basket yang mampu membuat pembacanya ketagihan. Kak Luna masih jagonya menggambarkan permainan basket sehingga membuat imajinasi terbang manis. Karena memang inilah daya tarik Seri Lovasket, dan tentu saja Kak Luna harus total di bagian ini.

Untuk seri kedua ini, ceritanya terasa pecah menjadi beberapa bagian. Makanya pas aku bikin ringkasan cerita di atas, aku agak kebingungan harus mulai dari mana dulu. Kalau aku baca-baca lagi justru ringkasan cerita di atas memakai gaya bahasaku kalau lagi nulis cerpen.

Jadi untuk review kali ini, aku mau pecah ceritanya jadi tiga bagian: dunia Vira, dunia Stella, dan dunia Niken.

Untuk dunia Vira, sejujurnya aku suka karena di sinilah konflik utama mengalir. Menurutku konfliknya jelas, nggak ruwet, dan punya alur sebab-akibat yang mengalir lancar. Walaupun aku agak kecewa karena entah kenapa Kak Luna nggak membahas hubungan antara Vira dan Aji, bahkan sejak seri pertama. Tahu-tahu jadian tanpa alasan yang jelas, eh ini putus gitu aja juga tanpa hujan badai halilintar. Jadi hubungan mereka berdua cuma buat nambah-nambahin cerita aja. *kesimpulan yang kejam*
Tapi serius, kalau hubungan mereka dibikin jelas sebenarnya mereka itu ngapain, mungkin akan ada satu bintang tambahan untuk novel ini.

Untuk dunia Stella, menurutku bagian ini adalah bumbu yang manis untuk novel kedua seri Lovasket. Aku jadi tahu kalau Stella sebenarnya tertutup (woy, kayaknya di seri pertama Stella digambarkan gaul deh. Buktinya dia bisa mendapatkan Robi dengan mudah, menebar pengaruh ke seluruh anggota tim basket dengan mudah, dan menuntut kepemimpinan dengan mudah deh. Ini kenapa karakternya mendadak diubah?). Oke, sebenarnya perubahan karakter Stella yang membabi buta ini juga merupakan salah satu kecacatan seri kedua. Tapi bagaimana konflik yang dialami Mama Stella ini diolah oleh Kak Luna berhasil membuatku penasaran.

Untuk dunia Niken, it’s the worst part, I think. Why? Karena bagian ini pecah banget dari dunia Vira yang jadi akar utama. Jadi novel ini kesannya kayak menceritakan dua dunia yang berbeda, dan si Niken ini mendadak jadi tokoh utama dalam beberapa kesempatan. Aku berusaha untuk nggak bikin spoiler di sini, jadi aku nggak bisa kasih tahu bagian apa yang bikin alur sebab-akibat si Niken ini agak berantakan. Kalau aja “sebab”nya disinggung di awal, mungkin akan terjadi penyelarasan.
*kejam*

Duh, sayang banget cuma bisa kasih dua bintang buatmu, nak. Semoga seri ketiga aku bisa kembali kasih empat, atau bahkan lima bintang.

Review Seri Lovasket:
Lovasket, #1
Lovasket, #2
Lovasket, #3

1 comment:

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...