Tuesday, January 30, 2018

Mengulang Masa SMA bersama "Jackson"



STORY LINE:
Jackson adalah nama panggung seorang penyanyi ibu kota berusia 22 tahun yang karirnya tengah merangkak di dunia musik tanah air. Musiknya telah memperoleh berbagai pencapaian, salah satunya adalah dengan pencapaian 500.000 pendengar di aplikasi streaming digital yang baru saja dirayakannya beberapa waktu yang lalu. Ia juga akan merilis lagu baru, dan tengah mengadakan audisi untuk mencari pemeran dalam video musik lagu tersebut.

Mungkin, Jackson adalah cerminan sosok publik figur yang terlihat selalu hidup glamor dan bahagia dengan semua pencapaian yang diperolehnya, tetapi di balik itu, ia punya sisi lain yang tidak ia perlihatan di depan kamera. Abraham Juniarto, atau Bram, adalah nama aslinya. Dan di balik kesuksesan yang Bram miliki sekarang, ia menyimpan luka yang teramat dalam.
"Kejadian tiga tahun lalu sempat membuatnya kehilangan penggemar, sempat membuatnya enggan bermusik lagi. Butuh beberapa bulan bagi Bram untuk kembali bangkit, tapi ia tidak akan pernah melupakannya."

Friday, January 19, 2018

Mengungkap Misteri Hantu Penginapan dalam "A Hole in The Head"



Rencana Ann, gadis kecil berusia tiga belas tahun, untuk berlibur bersama neneknya gagal di saat-saat terakhir. Hal ini karena tantenya mendadak melahirkan sebelum due date dan neneknya akan sibuk mengurusi cucu barunya itu. Maka ibunya memutuskan agar Ann bisa berlibur dengan keluarga ayah Ann di Lauterbrunnen, Swiss. Di tempat tersebut, ayahnya yang sudah menikah dengan Mama Nina, mengelola penginapan warisan keluarga bernama Monchblink Inn. Penginapan itu pernah menjadi penginapan paling populer di Lauterbrunnen. Sayangnya, rumor tentang gangguan makhluk halus membuat penginapan itu tak lagi seramai dulu.

Banyak pengunjung yang mengeluhkan adanya bunyi derap langkah hingga tangisan bayi misterius. Bahkan di sebuah kamar, tepatnya di kamar 303, pengunjung merasakan hawa aneh. Bahkan Ann sendiri juga merasakannya.

Thursday, January 11, 2018

Perempuan Cantik yang Dikutuk dalam "Cantik Itu Luka"



Mendengar nama Dewi Ayu, mungkin kamu berpikir bahwa ia adalah gadis pribumi dengan segala sopan santun dan kehati-hatian dalam setiap tindak tanduknya. Namun, Dewi Ayu yang ini jelas lain.

Dewi Ayu adalah gadis keturunan Belanda, dengan kecantikan yang tiada duanya di Halimunda. Kakeknya, Ted Stammler, memiliki seorang istri dan seorang gundik. Dari istrinya, Marietje Stammler, ia memiliki anak lelaki bernama Henri Stammler. Sementara dari gundiknya, Ma Iyang, Ia memiliki anak wanita bernama Aneu Stammler. Ma Iyang, sang gundik, sebelum akhirnya menjadi gundik Ted Stammler, telah menjalin hubungan asmara dengan seorang lelaki bernama Ma Gendik. Sebuah tragedi terjadi: Ma Iyang memilih untuk terbang dari sebuah bukit (yang belakangan disebut Bukit Ma Iyang). Terbang, karena jenasahnya tidak pernah ditemukan. Dan Bukit Ma Iyang menjadi sebuah legenda. Saksi mati sebuah cinta yang tidak ditakdirkan untuk bertemu.

Sunday, January 7, 2018

Inilah Mengapa Indonesia Memiliki Tingkat Literasi yang Rendah

source
Sudah cukup Line-Today-able kah judul ini?

Aku rasa, hasil penelitian pada The World's Most Literate Nations (WMLN) yang dilakukan oleh John W. Miller, presiden Central Connecticut State University di New Britain yang menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara dalam tingkat literasi, sudah begitu familiar bagi kita. Sayangnya, belum banyak dari kita yang tahu tentang bagaimana metode penelitian yang dilakukan, serta mengapa Indonesia mendapat peringkat demikian.
Padahal, kamu suka membaca. Bukumu di Goodreads udah lima ribu, masak peringkat Indonesia gini-gini aja? Nggak terima kan? Sama, makanya aku menuliskan artikel ini buat kalian. Hahaha.

Di artikel kali ini, aku ingin membahas tentang dua hal. Pertama, bagaimana sesungguhnya penelitian ini dilakukan. Kedua, mengapa Indonesia memperoleh peringkat demikian menyedihkan. So, check it out.

Tuesday, January 2, 2018

Mengungkap Sejarah Indonesia dalam "Pulang"


Dimas Suryo, seorang eksil politik tahun '65, merasa berhutang nyawa pada Hananto Prawiro. Jika saja saat itu Hananto tidak meminta Dimas untuk menggantikannya mengikuti konferensi jurnalis internasional di Santiago, mungkin saat ini Dimas sudah ditangkap dan dieksekusi karena ia dan Kantor Berita Nusantara yang dianggap "kiri". Konsekuensinya, Hananto yang diburu dan akhirnya dieksekusi beberapa tahun kemudian. Sebagai eksil politik, Dimas tidak pernah bisa pulang ke Indonesia. Ia terdampar di Paris; bersama Tjai, Mas Nug, dan Risjaf, membangun Restoran Tanah Air; menikah dengan Vivienne Deveraux dan memiliki anak bernama Lintang Utara. Di sisi lain, ia tahu bahwa kisahnya bersama Surti Anandari mungkin belumlah usai. Surti, istri Hananto, pernah menjalin hubungan dengannya. Bahkan Kenanga, Bulan, dan Alam, anak-anak Surti dan Hananto, menggunakan nama yang dulu mereka sepakati sebgai nama anak mereka kelak.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...