Buku, musik, atau tiduran aja? *eh*
Hai, pembaca Widy Bookie. Selamat hari Minggu pagi. Sampai jumpa di Sunmor bagi yang merayakan.
NB: Orang Jogja pasti tahu Sunmor itu apa.
Apakah kamu suka dengerin musik? Atau kamu suka baca buku? Atau jangan-jangan, kamu suka dua-duanya? Sama kalau gitu. Tos dulu!
Ada beberapa orang yang suka dengerin musik saat membaca, namun sebagian yang lain ternyata nggak bisa melakukan keduanya bersama-sama. Ada yang hanya bisa melakukan keduanya dengan jenis musik atau jenis bacaan tertentu, namun ada yang bisa melakukan keduanya begitu saja tanpa syarat dan ketentuan berlaku. Ada yang harus membaca di tempat yang sunyi kayak kuburan, namun ada juga yang bisa asyik belajar sambil dengerin orang mendongeng atau mendengarkan anak marching latihan *digampar*.
Penasaran nggak sih sama fenomena ini? Kalau aku sih penasaran, jadi aku baca-baca ke website sebelah lalu bikin artikel ini.
Selama ini, kita mengenal istilah multitasking sebagai melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, misalnya mandi sambil nyanyi atau ngerjain skripsi sambil ngunyah permen. Apakah multitasking juga berlaku untuk mendengarkan musik sambil baca buku?
Multitasking
Ya, multitasking memang diartikan sebagai mengerjakan dua atau lebih pekerjaan dalam satu waktu. Namun pertanyaannya, apakah semua jenis multitasking itu efektif untuk dilakukan?
Jim Taylor, seorang pakar psikologi dari Universitas Sans Fransisco, dalam tulisannya yang berjudul Technology: The Myth of Multitasking menyebutkan bahwa jenis aktivitas yang dilaksanakan bersamaan tersebut merupakan penentu apakah kinerja multitasking tersebut efektif atau tidak.
1. Salah satu pekerjaan merupakan pekerjaan yang dilakukan secara otomatis
Misalnya, mandi sambil nyanyi. Di antara kedua tugas itu, bernyanyi adalah tugas yang dapat dilakukan secara otomatis. Nggak perlu dipikir, nggak perlu konsentrasi dan fokus. Asal itu suara yang muncul memang suara asli, nggak dibagus-bagusin sih...
Karena otomatis inilah, nyanyianmu tidak mengganggu kegiatan mandimu. Kamu tetap bisa mengguyurkan air dan mengusap shampoo ke rambutmu tanpa merasa terganggu dengan nyanyianmu itu.
2. Tugas-tugas yang dilakukan melibatkan bagian otak yang berbeda.
Sebagaimana yang diajarkan oleh dosen Anatomi Fisiologi Manusia yang kita semua ketahui, otak memiliki banyak bagian yang masing-masing bertanggung jawab terhadap tugas khusus. Lobus parietalis misalnya, memiliki bagian yang bekerja terhadap sensor pendengar...
ya kalian tahu maksudku lah.
Multitasking akan lebih efektif jika tugas-tugas yang dilakukan melibatkan bagian otak yang berbeda. Pada tulisannya, Jim Taylor mencontohkan kegiatan membaca buku sambil mendengarkan musik instrumental. Menurutnya, kedua kegiatan ini melibatkan bagian otak yang berbeda, sehingga mendengarkan musik instrumental tidak mengganggu kegiatan membaca buku.
Bagaimana dengan kegiatan lain, misalnya baca tulisan di Widy Bookie sambil menghapal materi ujian proposal? Tentu saja tidak efektif, karena kedua kegiatan ini melibatkan bagian otak yang sama, yang berkaitan dengan pusat bahasa.
Selanjutnya, menurut Taylor, kegiatan multitasking yang melibatkan bagian otak yang sama merupakan hal yang mustahil. Yang terjadi sebenarnya bukanlah multitasking, tapi serial tasking. Serial tasking adalah hal yang tidak efektif karena yang dilakukan sesungguhnya adalah berpindah dari satu tugas ke tugas yang lain tanpa pernah melakukan keduanya dalam waktu yang bersamaan. Selain memaksa otak untuk membagi fokus, serial tasking ini juga tidak efektif karena ia membutuhkan waktu yang lebih banyak dibandingkan fokus kepada tugas tersebut satu per satu.
Musik dan Buku
Kembali lagi kepada musik dan buku, apakah keduanya bisa dilakukan bersamaan secara efektif?
Seperti dinyatakan Taylor barusan, musik instrumental tidak mengganggu bacaan karena selain tidak membutuhkan fokus tinggi, juga melibatkan bagian otak yang berbeda. Lalu bagaimana dengan musik yang memiliki lirik?
Sebuah penelitian dilakukan di Universitas Wales berkaitan dengan pengaruh musik terhadap kegiatan belajar.
Partisipan dibagi menjadi lima kelompok. Kelompok pertama diminta untuk belajar sambil mendengakan lagu berlirik yang mereka sukai. Kelompok kedua diminta untuk berlajar sambil mendengar lagu berlirik yang tidak mereka sukai. Kelompok ketiga diminta untuk belajar tanpa musik. Kelompok keempat diminta untuk belajar sambil mendengar ujaran kata "tiga" berulang-ulang. Sedangkan kelompok kelima diminta belajar sambil mendengar kata stu, dua, tiga dan seterusnya yang disebutkan secara acak.
Hasilnya? Kelompok ketiga dan keempat ternyata lebih mudah menghapal isi bacaan dibanding kelompok yang lain.
Mengapa hal tersebut terjadi?
Ternyata, bagian otak yang berfungsi untuk menginterpretasikan lirik adalah bagian yang sama dengan bagian otak yang digunakan untuk belajar (membaca), yaitu pusat bahasa. Sehingga mendengarkan musik berlirik dan membaca berarti melakukan dua kegiatan sekaligus dengan bagian otak yang sama, dan hal itu merupakan suatu kemustahilan.
Kesimpulannya, membaca sambil mendengarkan musik berlirik tidaklah efektif, sedangkan musik instrumental tidak mempengaruhi bacaanmu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Itu teorinya!
Dalam dunia farmasi, ada yang namanya dosis individu. Kalau teorinya dosis lazim paracetamol adalah 500 mg q4-6h, ternyata nggak semua orang sesuai dengan teori itu. Misalnya orang itu ternyata sedang sakit hati.
Sama, ternyata nggak semua pembaca buku cocok dengan teori ini. Aku, misalnya, harus membaca bahan kuliah dalam keadaan sunyi dan menghapal sambil meracau aneh di tempat ramai, namun tidak bisa membaca di tempat ramai atau menghapal dalam diam. Untuk membaca hal-hal yang bukan bahan kuliah, aku tidak bisa melakukannya dengan musik jenis apapun. Tapi untuk mengerjakan tugas yang berupa ketikan atau tulisan, aku harus mengerjakannya ditemani musik berlirik dan kebanyakan bergenre rock. Sambil nyanyi-nyanyi alay.
Kalau kamu, gimana? Apakah teori ini berlaku untukmu? Atau kamu punya kebiasaan aneh sepertiku? Silakan gerayangi kolom komentar 😘
Sunday Morning adalah salah satu rubrik di Widy Bookie yang membahas tentang pendapat pribadi penulis blog terhadap beberapa hal tentang dunia perbukuan.
Atau lebih tepatnya, berbagai tulisan random khas Widy Bookie.
Artikel disandur dari aquariusnote dengan banyak perubahan, terutama perubahan jati diri dan kisah kasih asmara penulis.
Thanks tumblr and Raisa.
kalau saya sendiri malah gak bisa konsentrasi, karena saya sendiri tipe orang yang kalau baca buku harus disuarakan jadi bisa didengar.
ReplyDeletenah itulah kalau aku belajar sambil mendengarkan musik, malah jadi nhyanyi treus dan gak masuk2 tapi kalau untuk yang sifatnay sanati spt baca buku masih bisa sambil dengerin musik
ReplyDeleteSama, kalau baca buku sambil mendengar instrument lagu bersa beda dengan membaca ditemani musik berlirik. Lebih nyaman dengan alunan instrument :)
ReplyDeleteSaya juga ga suka baca buku sambil dengerin musik. Ya itu, konsentrasi pecah sama liriknya. Mending sunyi aja :D
ReplyDeleteSaya juga ga suka baca buku sambil dengerin musik. Ya itu, konsentrasi pecah sama liriknya. Mending sunyi aja :D
ReplyDeleteKlo menurut saya sih kebiasan orangnya aja, ada yang efektif ada yang tidak. klo saya pribadi lebih suka membaca dalam keheningan, heheh
ReplyDeletekalau saya mah setel musik kenceng kenceng,, jadi gak bosan baca, suasana jadi rileks
ReplyDeletekalau membaca buku, saya kadang memang perlu sambil mendengarkan musik tapi pada volume tertentu sehingga tidak mengganggu dalam membaca. :)
ReplyDeleteDua Kegiatan ini fav banget. Tapi lihat bacaannya juga sih mbak. Klo agak serius y mending g pake musik
ReplyDeleteSaya cenderung butuh tempat yg tenang dan hening kalau membaca, jdi kalau ada musik buyaaar deh konsentrasi membacanya. Hehehe
ReplyDeleteWah, makasih ya buat temen2 yg udah komentar. Jadi ngeh kalo emang tiap orang beda2 dlm hal ini. 😀
ReplyDeleteAda orang yang dilebihi kemampuan mendengarkan musik dan membaca buku dalam waktu bersamaan. Dan yang tidak punya kemampuan itu sering kali menganggap itu hanya pemborosan baterai :D hahaha. Selama tidak mengganggu kepentingan orang banyak ya apa salahnya dicoba
ReplyDelete