Sunday, February 9, 2014

[Review] Dear Dylan - Stephanie Zen



Judul: Dear Dylan

Penulis: Stephanie Zen

ISBN13978979223640

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah halaman: 328

Tanggal terbit: 2008

Rating: 2/5






Kelanjutan cerita Dylan, I Love You.


Sudah setahun sejak Alice dan Dylan balikan. Dylan, vokalis band papan atas Skillful, masih menjalani hari-harinya sebagai publik figur. Hal ini memaksa Alice juga bersentuhan dengan dunia yang sama, termasuk infotainment.

Namun sepertinya kisah cinta mereka tak semulus kelihatannya. Regina Helmy, model video klip Skillful yang cantik banget itu mulai suka pegang-pegang Dylan. Belum lagi skenario perusahaan rekaman yang memaksa Dylan mempertaruhkan citranya yang baik di mata fans. Belum cukup sampai di situ, konser Skillful di tiga kota di Sumatera berakhir ricuh dan menyebabkan karir Skillful berantakan.

--o--

Aku menyelesaikan novel ini dalam waktu tiga jam saja.

Masih dengan penggunaan sudut pandang yang sama, dan masih dengan gaya bercerita Stephanie Zen yang apik, walau nuansanya agak beda dengan Dylan, I Love You. Dalam novel ini, konfliknya cenderung lebih pelik, lebih banyak, dan... oke, lebih serius. Makanya nggak ada satu bagian pun yang bisa bikin aku ngakak terguling-guling.

Aku sempat merasa novel ini agak pecah, karena adegan jotos-jotosan di MTV Award itu rasanya memisahkan diri aja gitu dari keseluruhan novel. Habis Yopie sama Dylan "damai", aku berharap banget Yopie akan melakukan sesuatu apaaa gitu biar bagian itu nyambung dengan keseluruhan cerita. Eh ternyata nggak.

Ya... aku merasa bagian itu hanya sekedar disisipkan oleh penulis biar konfliknya kelihatan pelik. Dan aku memang merasa ada beberapa bagian lagi yang cuma sekedar disisipkan oleh penulis. Misalnya adegan Alice marah-marahin satpam di mall. Atau ketika Alice mendadak kritis di beberapa kesempatan, walaupun Alice akhirnya balik lagi jadi siswa kelas 2 SMA yang labil.

Then, sepertinya Stephanie Zen agak nggak konsisten menggambarkan sosok Alice. Dalam Dylan, I Love You, si vokalis Skillful yang katanya ganteng itu menyebut Alice sebagai sosok cewek SMA yang dewasa, beda sama cewek SMA yang lain. Alice digambarkan bisa mengerti Dylan. Nah begitu sampai di Dear Dylan, aku kok nggak menangkap kedewasaan itu ya (sebenarnya sejak membaca Dylan, I Love You, aku juga belum menangkap kedewasaan itu sih. tapi seenggaknya Alice disebut-sebut sebagai cewek dewasa, jadi aku manut aja)? Di sini Alice digambarkan childish (ini Dylan sendiri yang bilang), suka memaksakan kehendak (terutama kalau lagi di bioskop), cemburuan, berakal pendek (dia percaya acara gosip televisi begitu saja), dan lain sebagainya.

Mungkin pacaran setahun bisa mengubah sifat Alice? Entahlah.

Nah, seperti layaknya konflik dengan Noni dalam novel sebelumnya, di sini konflik dengan Regina juga diselesaikan begitu saja. Kayaknya konfliknya greget banget, tapi kok endingnya gitu-gitu aja?

Yang aku bingung, ternyata di Goodreads kebanyakan orang lebih suka sama novel ini dibandingkan pendahulunya. Mungkin seleraku agak kurang mainstream atau bagaimana, aku nggak tahu.

Gaya penulisan Stephanie Zen tetap membuatku suka dengan novel ini. Ia berani menambahkan bumbu-bumbu konflik yang lebih tajam dibandingkan novel sebelumnya.


Baca review Dylan, I Love You


No comments:

Post a Comment

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...