Thursday, February 20, 2014

[Review] Refrain - Winna Efendi

Judul: Refrain

Penulis: Winna Efendi


ISBN13: 9789797803629


Penerbit: Gagasmedia


Jumlah halaman: 318


Tanggal terbit: 1 September 2009


Rating: 4/5



Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya. 
Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cerita harus ada yang terluka. 
Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai. 
Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.
Nata dan Niki bersahabat sejak kecil. Ketika ada murid baru di sekolah mereka, Annalise, mereka menjelma menjadi tiga sahabat yang sangat dekat dan saling menyayangi.


Entah sejak kapan, Nata merasa ada yang berubah dengan Niki. Niki berubah menjadi gadis yang ceria dan berbeda dari yang selama ini Nata lihat. Namun sepertinya Niki lebih bahagia berada bersama Oliver, kapten tim basket sekolah lain.

--o--
“Persahabatan itu nggak memilih. Persahabatan bukan didasari oleh gender, usia, motif, atau apapun itu. Persahabatan yang tulus nggak harus punya alasan.
Masih dibayang-bayangi kekecewaanku akan Remember When, tampaknya aku mencoba untuk nggak terlalu tinggi menetapkan standar untuk novel ini. Tapi ternyata, lagi-lagi aku salah. Novel ini lebih baik dari yang aku harapkan.

Konflik dalam novel ini cukup terasa. Bisa mengaduk-aduk emosi. Yah, walaupun konfliknya sendiri sebenarnya klise: suka sama sahabat sendiri. Tapi mbak penulis bisa mengolah dengan baik.

Endingnya agak terlalu biasa sih menurutku, tapi tetap bagus.

Aku suka Nata, penggarapan tokoh ini sepertinya dilakukan dengan matang. Aku selalu ngebayangin Afgan saat tokoh Nata muncul di novel, dan sepertinya imajinasiku tentang tokoh Nata sendiri nggak jauh-jauh banget dari Afgan, walau tentu saja aku nggak bisa ngebayangin Nata pakai kacamata.

Nah, kalau Annalise aku nggak terlalu suka. Kenapa ya? Mungkin aku udah terlalu nyaman dengan Niki dan Nata atau bagaimana dan kehadiran Annalise agak bikin canggung. Terus konflik antara Niki-Nata-Annalise ini nggak terlalu digarap dengan detail, padahal harusnya bisa bikin cerita semakin greget. Atau Winna Efendi emang cuma pengen fokus ke konflik Niki-Nata ya? Kalau begitu kenapa ada konflik dengan Annalise juga?

Oh ya, sebenarnya aku agak penasaran ada apa antara Dhanny dan Sivia. Kenapa nggak dijelaskan sih sebenarnya mereka kenapa? Tokoh Dhanny kayaknya juga cuma numpang lewat doang.

Aku suka bagaimana Nata dan Niki bersahabat. Walaupun masih susah ngebayangin mereka sebagai anak SMA dengan cara bersahabat yang seperti itu, aku merasa persahabatan mereka terasa mengalir dengan lembut, nggak dipaksakan.
Bulan emas tinggal separuh
Bintang-bintang sangat pemalu 
Kau terduduk di sampingku
Aku lantas mencintai bayangmu
Kau menoleh untuk tersenyum
Hatiku berserakan... lebur dan lepuh
Eh ada oleh-oleh nih buat fansnya Maudy Ayunda dan Afgan :3


3 comments:

  1. udah nonton filmnya wen? nggak sreg banget ngeliat maudy sama afgan pake seragam sma -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. bahkan kita aja udah nggak pantes pantes amat pake seragam sma ya nik :P

      Delete
  2. Ah, dapat bonus juga dari novelnya, amplop biru itu... Kyeopta, sekalian buat ngasih surat yang sama ke seseorang. Gkgkgk, novelnya lebih seru menurutku, karena ceritanya lebih lengkap dibanding filmnya. Eh, itu tokohnya Danny sama Maria bukan sih? Atau aku yang salah baca ya Kak? :D

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...