Sunday, June 30, 2013

[Review] Shit Happens - Christian Simamora & Windy Ariestanty

Judul: Shit Happens: Gue yang Ogah Kawin Kok Lo yang Rese?!

Penulis: Christian Simamora & Windy Ariestanty

Penerbit: Gagasmedia

Jumlah halaman: 310

Tanggal terbit: 2007

Rating: êêê



“Nikah itu serem ya? Terutama konsepnya -- apa yang udah disatukan Tuhan nggak akan dipisahkan oleh manusia. Berarti ibaratnya tuh pernikahan adalah lorong panjang yang mengharuskan kita untuk jalan terus. Nggak ada istilah berbalik ato tiba-tiba berubah pikiran. Sekali kamu make cincin itu di jari manis, hidupmu selama sekian puluh tahun ke depan pun berubah…” -p39

Lula, Seb, dan Langit sama-sama memiliki masalah dalam hal cinta. Lula, yang selepas dikhianati pacarnya, belum juga menemukan seseorang yang eligible untuk dijadikan pacar. Seb yang, oh, ternyata seorang gay. Langit yang masih belum menentukan jenis kelaminnya setelah bersaing dengan lawan jenis untuk memperebutkan sang pacar. Dan mereka bertiga sama-sama nggak mau menikah.

Again, I do realize, perempuan emang suka menyiksa dirinya demi kata cantik. Ini juga salah satu guilty pleasure gue. Gue dulu sinis banget sama perempuan-perempuan yang sibuk pergi ke salon dan diet mati-matian demi ngejaga kelangsingan tubuhnya. Gue juga suka nggak habis pikir sama mereka yang bertahan dengan high heels walaupun kakinya udah serasa mau patah. But, look at me know. Ironis, ya? Gue pun terjebak dengan itu sekarang…” -p219

Bagaimana ketiganya menyelesaikan masalah-masalah mereka?

--o--

“Bacaan Khusus Orang (Sok) Dewasa.”

Well, aku melupakan tulisan merah yang tercetak di cover ini. Aku pikir tulisan ini nggak serius sih, soalnya ada kata “sok” di sana. Makanya aku enteng-enteng aja waktu membuka halaman-halaman buku ini. Aku pikir karya bang Christian Simamora (dan Windry Ariestanty, tapi aku sebenarnya gamang tentang pembagian jatah tulisan di buku ini) paling-paling cuma sedewasa Cinderella Rockefella (With You) (karya pertama bang Christian yang aku baca). Who knows that the sign is serious?

Tapi entah apa yang membuat aku tetap bertahan melahap buku ini, mengingat kata pertamanya aja udah bikin aku megap-megap. Sempat mengalami beberapa kali skip karena aku udah mulai mikirin yang kagak-kagak, but I’m curious with the theme: gay. Oke, sebenarnya itu tema khusus Sebastian. Dan sampai akhir hayat novel ini, memang cerita Seb yang paling sreg buatku.

Lupakan saja semua kedewasaan di novel ini. Lupakan fakta bahwa aku baru beberapa hari yang lalu menembus angka delapan belas tahun. Novel ini bagus! Tema yang diangkat berat, sedikit dicampurin “kedewasaan” walau tanpa dibumbui cerita yang mengarah “ke sana” (sebagian penonton kecewa :P), tetapi aku suka!

Lula, nggak terlalu berkesan, karena menurutku konfliknya emang nggak terlalu pelik. Hanya ditinggalin pacar, kemudian merasa nggak laku. Pas ketemu pacar, eh dia sia-siain gitu aja karena aturan kawin yang macam-macam.

Seb, kisahnya jleb moment banget. Kak Christian (sebenarnya aku yakin kalau penggarapan karakter ini didominasi kak Christian) dengan jeli menggarap konflik ini jadi begitu ngena di hatiku pembaca. Dia bisa dengan baik pembuat pembaca ikut-ikutan galau mikirin nasib Sebastian. I swear you will love it.

Langit, dengan segala kegamangan hanya untuk menentukan jenis kelamin, walaupun ia jelas tahu bahwa ia nggak punya kelainan alat kelamin ataupun semacamnya. Tadinya aku nggak ngeh sih kenapa dia ngelakuin ini, tapi setelah aku tahu, ini konflik yang unik. Namun pada bagian inilah perasaan tokoh utama paling didalami. I wonder apakah kak Windy yang menggarap Langit, kalau ya, aku salut sama dia.

Ditulis dalam tiga sudut pandang dari masing-masing tokoh, kita bisa lebih dalam menghayati konflik yang dibawa ketiganya. Yah walau kalau boleh jujur, aku agak mengalami kebosanan di awal, apalagi ditambah dengan betapa "dewasa"nya novel ini. Tapi begitu tahu jalan ceritanya akan bagaimana, aku mulai menikmati dan lama-kelamaan suka.

Oh, tunggu, kenapa reviewku jadi kebule-bulean begini ya? Oh, mungkin aku mulai ketularan gaya bahasa di novel ini wkwkwk.

Absolutely. Gue bakal menghalangi kepergian elo kalo yang gue dapetin cuma rasa sakit yang lebih dalam di diri lo,…” -p267

PS: Apa sih bedanya kawin sama nikah?

6 comments:

  1. Itu beneran mau dijelasin apa bedanya kawin sama nikah? :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmm tadinya aku pikir kawin sama nikah itu sama sih.
      aku kira cuma orang jawa aja yg ngebedain kawin sama nikah. eh ternyata semua orang Indonesia ngebedain ya :v

      Delete
  2. hayoooo mikirin apaan.
    masak nggak tahu bedanya kawin sama nikah. atau kita tanya sama guru biologi aja kak xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. guru biologi mah tahunya fertilisasi sama pembuahan wkwkwk :P

      Delete
  3. Kawin itu malah asli dari bahasa Indonesia, kalo nikah itu serapan dari bahasa Arab *CMIIW
    Kok jadi serius begini ya hehehe

    Salam kenal ya :)

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...