Judul: Tentang Kamu
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Republika
ISBN13: 9786020822341
Tanggal terbit: 30 Oktober 2016
Tanggal baca: 29-30 Desember 2016
Zaman Zulkarnaen adalah junior associate di salah satu firma hukum di London, Thompson & Co. Suatu hari, ia mendapat tugas untuk menyelesaikan persoalan harta warisan seorang wanita Indonesia, Sri Ningsih, yang senilai 1 milyar poundsterling atau setara 19 triliun rupiah.
Sri Ningsih adalah seorang penghuni sebuah panti jompo di Paris. Dari panti jompo itu, Zaman memperoleh catatan dari Sri Ningsih. Dari sanalah penelusuran tentang masa lalu wanita itu dimulai.
Sri Ningsih bukanlah wanita yang hidup bergelimang harta. Kehidupannya berat bahkan sejak ia dilahirkan. Ia juga bukan wanita yang cantik secara fisik, namun sungguh, kecantikan juga bisa memancar dari dalam diri seseorang lewat hatinya.
Ibu, Bapak, bagaimana agar kita bisa berdamai dengan begitu banyak kejadian menyakitkan? bagaimana jika semua hal menyesakkan itu ibarat hujan deras di tengah lapangan, kita harus meleati lapangan menuju tempat berteduh di seberang, dan setiap tetes air hujan laksana setiap hal menyakitkan dlam hidup? Bagaimana agar Sri bisa tiba di tempat tujuan tanpa terkena satu tetes air? -halaman 457
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nah, dikit amat ringkasan ceritanya, padahal bukunya tebal.
Ya, aku sengaja cuma kasih bocoran segitu. Karena menurutku, buku ini terlalu penuh dengan kejutan. Tak perlu terlalu banyak clue untuk bisa menikmati petualangan Zaman menelusuri kehidupan Sri Ningsih.
Aku sudah lama tidak membaca karya Tere Liye, karena menurutku penulis yang satu ini sering menulis hal yang berat. Ya, sebagai mahasiswa yang udah selalu ditanyain "kapan lulus" padahal belum 4 tahun kuliah, wajar lah kalau aku males mikir yang berat-berat.
Tapi, aku nggak pernah menyesal membaca setiap karya Tere Liye, termasuk yang satu ini.
Salah satu kekuatan yang sering dibawakan penulis yang satu ini dalam setiap karyanya adalah kemampuan ajaibnya untuk membuat pembaca penasaran. Dari setiap karyanya yang kubaca, aku tak pernah tak penasaran. Imbasnya, aku tak pernah rela meletakkan buku ini. Aku harus menyelesaikannya sekali duduk, karena membuka setiap lembar buku ini adalah candu, membuatku tak kuat menahan rasa penasaran.
Catatan yang diperoleh Zaman dari panti jompo di Paris membawa Zaman berpetualang menelusuri kehidupan Sri Ningsih. Catatan itu terdiri dari lima juz (bagian) yang masing-masing merupakan bagian kehidupan Sri Ningsih di lima tempat berbeda. Dan di setiap bagian kehidupan ini selalu muncul satu klimaks baru. Menurutku, inilah salah satu kekuatan novel ini: memiliki beberapa klimaks. Dan setiap klimaks tentu saja membawa satu kejutan baru. Dan sebagai pecinta novel dengan konflik yang rumit, aku sangat menyukainya.
Aku belum banyak membaca karya Tere Liye, aku akui, namun dari beberapa bukunya yang sudah kubaca, aku menemukan bahwa Tere Liye jago banget bikin karakter yang almost perfect (CMIIW, sekali lagi, aku cuma baca beberapa bukunya). Bagiku, Sri Ningsih terbaca mirip dengan Laisa-nya Bidadari-bidadari Surga. Hatinya sangat bersih, tidak bisa membenci orang lain, pandai berbisnis, walaupun secara fisik biasa-biasa saja. Aku masih mencari-cari nilai minus dari Sri Ningsih. Dan, belum ketemu. Aku hanya merasa tokoh satu ini terlalu sempurna. Sementara saya jauh dari kata sempurna *kenapa jadi baper*.
Baca juga: Review Bidadari-Bidadari Surga
Sayangnya aku agak heran, kenapa Sri Ningsih hidupnya sedih amat ya?
Sementara tokoh Zaman terbaca sangat manusiawi. Penelitiannya dicoret-coret dosen, misalnya *ini kenapa jadi baper lagi sih* *jadi inget skripsi*. Kadang emosian, misalnya.
Gaya bahasa yang Tere Liye (selalu) gunakan sangat nyaman dibaca. Lugas. Penceritaannya pun detail. Alurnya tidak terlalu lambat atau terburu-buru.
Memuat beberapa tema: kekerasan dalam rumah tangga, persaingan, pembagian harta warisan, pengkhianatan, dan *uhuk* romansa. Salah satu kekuatan Tere Liye juga, karena ia selalu membungkus beberapa tema menjadi satu karya yang menarik.
Romansa? Yap, Sri Ningsih juga mengalami masa-masa itu. Sebuah kisah yang sangat romantis sekaligus lucu jika terjadi di dunia nyata. Bagaimanapun akhir dari kisah cinta itu, aku sangat terkesan karenanya.
Eh, dari tadi ngomongin Sri Ningsih melulu, Zaman apa kabar?
Tokoh ini sejujurnya terlihat biasa saja di awal, karena "hanya" berperan sebagai pengantar. Namun mendekati akhir cerita, porsinya meningkat dan pembaca bisa menyelami seluk beluk kehidupannya. Tentang kehidupan pribadinya beserta keluarga tirinya, tentang (lagi-lagi) pembagian harta warisan, dan tentang prinsip yang dianutnya yang akhirnya ia aplikasikan dalam pekerjaannya dan menjadi jawaban mengapa ia begitu peduli dengan kasus Sri Ningsih.
Akhir cerita ini sebenarnya tertebak (olehku, mungkin aku punya bakat jadi detektif). Tentang bagaimana Sri Ningsih ingin membagikan harta warisannya, tentang kenapa Sri Ningsih hobi meninggalkan tempat tinggalnya secara mendadak. Tapi tetap saja, aku tidak kecewa.
Soal kover novel ini, sama seperti beberapa orang lain, aku juga heran. Maksudku, kovernya terlalu biasa dan kurang menggambarkan isi ceritanya. Pun tentang judulnya, aku entah mengapa merasa bahwa judulnya romance banget. Ya, memang ada unsur romansa di sini, tapi itu bukan tema utamanya, kan?
Tentang Kamu terlihat sebagai suatu paket komplit, kan? Dan untuk semakin melengkapi novel satu ini, kuberi tahu satu hal: ada adegan tinju-meninju di sini. Misterinya ada, romansanya ada, action pun nggak mau kalah. Kurang apa lagi?
Ada banyak hal yang bisa ambil dari kisah ini. Kita tak tahu ke mana hidup akan membawa, jalanilah dengan ikhlas, dengan penerimaan tertinggi terhadap takdir yang tergariskan untuk kita.
"Dulu, penyebab terbesar menumpuknya harta warisan tanpa pewaris adalah perang dunia. Hari ini, bukan lagi. Data statistik membuktikan, dua puluh tahun terakhir, nilai properti warisan yang tidak diklaim di berbagai negara meningkat signifikan, ribuan aset tanpa pemilik. Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kehidupan modern, itulah penyebabnya." -halaman 440
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tokoh favorit:
Zaman. Aku suka tokoh ini karena prinsipnya kuat, mempertimbangkan segalanya dengan matang, analisisnya kuat, dan jago berkelahi. Maksudku, ia sangat keren dan lain sebagainya, tapi ia tetap manusiawi, tetap memiliki kekurangan. Aku suka tipikal tokoh yang seperti ini.
Kenapa bukan Sri? Karena dia terlalu sempurna untukku.
Hakan. Hakan adalah partner Sri dalam merajut kisah cinta. Baca sendiri novelnya biar kamu tahu kenapa aku suka Hakan. Dia memang bukan partner yang sempurna, tapi cara dia mencintai Sri membuatku pengen punya suami kagum.
^pujaanku |
Kalau menurut kamu, novel ini gimana?
Ps: Waktu Zaman ke Jakarta, ada bagian dimana dia diantar kemana-mana oleh seorang tukang ojek online selama tiga hari. Itu bukan salah satu layanan ojek online ya untuk menjadi ojek pribadi selama berhari-hari. Siapa tahu ada yang salah paham lalu nyari fitur itu di aplikasi. Nggak bakal ketemu.
Ps2: Aku sempat satu kali tepok jidat mendekati akhir cerita. Duh, coba kalau tokoh satu ini bilang dari awal! Tapi kalau dia bilang duluan, cerita nggak akan jadi seru. Dan adegan di mana Zaman terlihat macho mungkin nggak akan terjadi. Tapi tetep aja ya, kesel!
Ps3: Sri itu nama ibu kosku. Aku beberapa kali ketawa setiap ada kata "Ibu Sri", karena aku jadi ngat ibu kos.
⭐⭐⭐⭐⭐
ini saya kok dermawan banget ya?
Sri sekarang tahu jawabannya. Yaitu justru dengan lompatlah ke tengah hujan, biarkan seluruh tubuh kuyup. Menarilah bersama setiap tetesnya, tarian penerimaan, jangan pernh dilawan, karena sia-sia saja, kita pasti basah. -Halaman 457
Saya juga baru selesai nih baca tentang kamu.
ReplyDeleteEm, ada salah di awal mbak. Hartanya sri itu 1 milyar poundsterling dengan kurs saat ini lebih kurang 19-20 trilyun.
Meski bukan karyanya yg terbaik. Saya pikir buku ini menarik, apalagi yang bergelut di bidang hukum terutama hukum waris:-)
Astaga, makasih koreksinya. Ingatanku emang agak jelek kalo masalah duit. Tapi kalo masalah kisah kasih asmara, ingatanku sangat baik //digampar//.
Deletesaya belum pernah baca buku karya tere liye ini...kalau beli buku sukanya yg gokil gokil biar ketawa..maklum hidup ini sudah serius jd sy butuh yg banyak hiburan hehehe...btw tp baca tulisan ini sy tertarik tuk baca bukunya
ReplyDeleteBuku ini recommended kalo menurutku. Silakan coba baca :)
DeleteSuka sama pesan yang ini mbak.
ReplyDeleteAku bener2 dapet banyak kejutan stlah baca novel ini, mbak hhee
Penulisnya jago emang :)
Delete