Judul: Hewan Langka
Judul asli: Rare Beasts
Series: Edgar & Ellen, #1
Penulis: Charles Ogden
Penerbit: Matahati
Tahun terbit: 2007 (2003 dalam bahasa asli)
Rating: ê궶¶
Di sebuah kota bernama Nod’s Limbs, terdapat sebuah rumah kelabu
yang sempit tetapi sangat tinggi. di rumah itulah kedua tokoh utama dalam
cerita ini tinggal. Edgar dan Ellen, si kembar yang kehilangan sosok orangtua
dan telah berubah menjadi sosok yang nakal. Kenakalannya telah tersohor ke
seluruh penjuru kota, bahkan konon kenakalannya telah terlihat sejak mereka
masih dalam kandungan. Setelah bosan
bermain-main dan melakukan kenakalan yang masuk kategori wajar, mereka berinisiatif
untuk melakukan kenakalan lain. Sebenarnya banyak ide nakal yang bermunculan di
otak mereka, namun apa daya setiap ide itu butuh uang untuk merealisasikannya. Sayangnya,
mereka tak punya uang. Nah, ketika melihat acara Berkeliling Dunia Bersama Profesor Paul di TV bersama Pet (binatang
peliharaan mereka) tentang hewan eksotis, muncullah ide untuk
mendapatkan uang dengan cepat.
Mereka mencuri semua binatang peliharaan warga Nod’s Limbs. Kucing,
anjing, hamster, sampai ular raib dari tangan-tangan pemiliknya. Si kembar
mendandani binatang curiannya dengan cat, pernak-pernik, dan tanduk buatan. Dan
keesokan harinya, ketika semua anak di kota bingung dan galau karena kehilangan
binatang peliharaannya, si kembar mendirikan toko binatang langka dan eksotis
dengan barang dagangan binatang ciptaan mereka.
Timbul pertanyaan.
Berhasilkah mereka dalam menghasilkan uang?
--o--
Review tipis, setipis bukunya.
Sampai sekarang aku masih bingung, apakah cerita ini masuk dalam
kategori cerita anak?
Cerita yang ditawarkan cukup menghibur. Ilustrasi yang dihadirkan
dalam buku ini pun lucu. Tapi jujur saja aku masih belum mendapatkan “sesuatu”
dari buku ini selain hiburan. Makanya aku cuma bisa kasih dua bintang.
Sesuatu apa sih yang aku harapkan dari buku tentang kenakalan
anak-anak?
Ya, aku memang menginginkan “sesuatu”. Nilai moral mungkin? Nah, kalau
di buku ini, aku nggak merasakan penekanan pada pesan “jangan jadi anak nakal”.
Justru yang ditekankan cuma kelucuan yang dilakukan Edgar dan Ellen. Ya, cuma
itu. semacam kehilangan greget.
Tapi aku masih penasaran sih dengan buku keduanya.
Aku baca buku ini dari buku tiga doang dan sampai sekarang belum ada buku lain dari seri ini yg kubaca. Padahal ya, lumayan menyenangkan bacanya.
ReplyDeleteBtw, salam kenal Wenny. ^^
salam kenal juga ^^
Delete