Hai, pembaca Widy Bookie! Selamat Minggu pagi!
Post kali ini adalah postingan terjadwal. Ketika post ini muncul di blog, mungkin si empunya blog lagi ngendon di dalam kamar kos atau nggelandang di kampus mencari pundi-pundi wi-fi demi sebentuk proposal skripsi. Atau, kalau rencana pulang kampung si empunya blog kesampaian, ia sedang bermain dengan keponakannya yang paling unyu dan jauh dari sinyal internet. Hidup memang penuh misteri, ya?
Tulisan apa yang bakal kulabeli Sunday Morning?
- Tulisan yang aku post di hari Minggu pagi (namanya juga Sunday Morning kan?).
- Berisi tentang pendapat pribadi, pengalaman pribadi, pemikiran pribadi, pokoknya hal-hal yang berhubungan dengan yang pribadi-pribadi.
Nah, kali ini aku mau banyak bahas tentang macam-macam buku cetak:
Ini pengakuan dosa: ya, aku pernah beli ketiganya. Ya, termasuk buku bajakan.
Mari kita bahas satu per satu!
---------------------------------------
Buku original (baru).
Aku lebih sering beli buku kategori ini secara offline di toko buku kenamaan semacam Gramedia, Togamas, Social Agency, dan sejenisnya. Belanja buku secara offline menurutku jauh lebih menyenangkan, karena selain bisa pegang-pegang dan cium-cium bukunya, kita juga bisa milih buku mana yang paling mulus dan segel plastiknya paling utuh.
Kelebihan:
Kualitas jempolan.
Wanginya paling enak.
Prestige.
Membahagiakan penulis, penerbit, dll.
Kelemahan:
Paling mahal di antara ketiga kategori.
---------------------------------------
Buku bekas.
Pengalamanku beli buku bekas, aku lebih sering belanja di toko buku bekas online sih. Keadaan buku bekas yang kubeli juga macam-macam, ada yang masih bersegel dan ada pula yang keadaannya udah buku bekas banget. Tapi untuk penjual buku bekas biasanya memang mencantumkan foto bukunya, jadi kita bisa mengira-ngira bagaimana keadaan buku yang akan kita beli.
Kelebihan:
Lebih murah, tapi tetap original.
Kelemahan:
Udah nggak sebagus buku baru (pastinya).
Baunya udah beda, udah bau tangan orang.
Tidak turut memberi sumbangan royalti pada penulis.
---------------------------------------
Buku bajakan.
Pengalamanku beli buku bajakan, yaitu pada suatu hari ketika aku ke Terban dan bermaksud beli buku buat bahan kuliah, dan aku menemukan banyak novel-novel populer. Tapi setelah kuperhatikan, kok mereka nggak terlihat normal ya? Belakangan aku baru tahu kalau mereka ternyata bajakan.
Di Jogja, dua pusat toko buku (bajakan) yang kutahu dan pernah kukunjungi adalah Shopping dan Terban. Koleksi buku bajakanku didominasi buku kuliahan sih, macam MIMS, Farmasi Fisik, dan kawan-kawan. Untuk novel aku cuma punya satu novel bajakan sejauh ini.
Dengar-dengar dari cerita orang, ada yang niatnya beli buku original di toko buku online, tapi pas dikirim ternyata paketnya berisi buku bajakan. Yha, sedih sekali.
Kelebihan:
Murah meriah
Kelemahan:
Kualitas kertasnya jelek, kayak kertas koran gitu.
Jilidannya gampang lepas.
Nggak prestigious.
Mendzalimi penulis, penerbit, distributor, lay outer, marketing, dll.
---------------------------------------
Buatku, ketiganya punya tempat masing-masing sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan (hadeh sebut-sebut lapangan, baper ya udah nggak main lagi?) *digampar* *dilempar bass drum*.
Aku akan memilih buku original baru jika buku yang akan kubeli masuk dalam kategori buku baru terbit, setidaknya terbit belum lebih dari tiga tahun. Membeli buku baru buatku adalah kepuasan tersendiri, apalagi membeli buku baru untuk buku terbitan baru.
Sayangnya, aku sendiri memang jarang membeli buku yang baru banget terbit karena aku bukan tipe orang yang mudah tergiur dengan buku yang baru terbit. Namun jika suatu saat aku menginginkan suatu buku yang belum lama terbit, aku akan dengan senang hati membeli buku originalnya.
Untuk buku bekas, aku cenderung membelinya secara random. Suatu saat jika sedang ingin melihat-lihat di toko buku bekas, akan akan melihat-lihat apakah di antara buku-buku itu ada yang menarik perhatianku. Jika ternyata ada, aku tak akan ragu untuk membelinya. Memang umumnya buku yang ada di toko buku bekas cenderung random dan kadang nggak sesuai dengan apa yang kita mau. Aku sendiri tidak pernah mencari suatu buku secara spesifik di toko buku bekas. Jika aku sedang ingin mencari buku tertentu, aku akan lari ke toko buku konvensional.
Aku benci harus mengakui ini, tapi aku juga punya kondisi tertentu di mana akau memutuskan untuk membeli buku bajakan. Kondisi itu, yaitu ketika aku sedang membutuhkan buku untuk referensi kuliah dimana buku originalnya berharga sekian ratus ribu rupiah. Pada kondisi seperti itu, aku akan langsung lari ke Terban dan beli buku versi bajakannya.
Kadang aku takut kuliahku jadi nggak berkah sih kalau aku pakai referensi buku bajakan. Mungkin kalau nominal UKT diturunkan, aku akan mulai mencoba melirik buku originalnya? *ditendang rektor*.
Untuk buku bacaan biasa, aku paling anti untuk mencicipi buku bajakan. Rasanya aneh pakai buku bajakan, tulisannya nggak jelas dan kertasnya kayak kertas koran, baunya juga beda sama buku original.
Oh ya, aku juga bikin tips ala-ala nih, siapa tahu bisa membantu teman-teman untuk membedakan buku bajakan dan buku original. Kan sekarang lagi banyak kasus penipuan nih, ada buku bagus tersegel plastik dan rapi terus pas dibuka ternyata...
Jangan mau ditipu sama oknum ya :D
- Tengok sampulnya, biasanya sampul buku asli punya cetakan yang timbul, terutama di bagian judul atau gambar utamanya. Warna sampul buku asli lebih tajam dan cerah ceria, kualitas gambarnya bagus dan nggak mungkin pecah.
- Lihat jilidannya, rapi nggak? Buku bajakan biasanya jilidannya nggak rapi atau lem penjilidnya terlihat jelas dan kadang ada bolong-bolongnya.
- Perhatikan warna kertasnya. Kebanyakan novel dicetak menggunakan kertas novel yang warnanya agak-agak krem something dan cukup tebal. Beberapa buku dicetak dengan kertas HVS yang putih bersih. Buku bajakan biasanya pakai kertas kualitas jelek, warnanya abu-abu something, dan terlihat rapuh (mudah sobek).
- Perhatikan tebal bukunya. Karena menggunakan kertas kualitas jelek, buku bajakan cenderung lebih tipis.
- Lihat segel plastiknya. Bahkan untuk plastik pembungkus, buku original menggunakan plastik yang bagus. Plastiknya, walau tipis, ia licin, kadang melar kalau ditarik sedikit. Sedangkan pada buku bajakan (yang pernah kubeli), plastiknya nggak melar saat ditarik.
- Cara paling mudah untuk membedakan keduanya adalah dengan meletakkan buku bajakan bersebelahan dengan buku original, atau dengan membuka segel buku bajakan, maka kamu akan tahu persis apa beda di antara keduanya.
source |
Kalau kamu, lebih suka baca (dan beli) buku yang mana: buku original, buku bekas, atau buku bajakan? Yuk share di kolom komentar di bawah ini :D
P.S: aku nggak pernah selapar ini saat mengedit foto untuk posting blog.
Sunday Morning adalah salah satu rubrik di Widy Bookie yang membahas tentang pendapat pribadi penulis blog terhadap beberapa hal tentang dunia perbukuan.
Atau lebih tepatnya, berbagai tulisan random khas Widy Bookie.
buku bajakan aku ga prnh beli, tapiiii dulu pernah minjem buku novel sastra ke temen, dan ternyata buku yg dia pinjemin itu bajakan.. malah ga enak dibaca mbak :(.. tulisannya kdg ada yg ga jelas, kertas jelek, malah jd ga enak belajar makai buku begitu. makanya aku lbh milih beli buku bekas sekalian tapi asli. kalo jaman kuliah dulu, untungnya sih, buku2 mahal referensi kuliah semuanya tersdia di perpustakaan kampus. komplit banget.. jd selama kuliah aku ga perlu sampe beli bajakan :)
ReplyDeletehehehe, aku sih baca2 buku referensi di perpus, tapi merasa harus punya juga, soalnya butuh banget dan siapa tahu butuh juga pas udah kerja, makanya beli... yang nggak asli.
Delete*ditoyor*
Kalau saya si mba kapok ee beli bajakan cetakannya mereng, kertasnya tipis bgt pokonya ga mau lg mendingan beli yg asli meski nunggu 2 th kemudian biar harganya murah wkwkwk
ReplyDeleteiya yg bajakan jelek cetakannya :((
DeleteAku suka beli buku baru Mak. Kalau bajakan, it's a big no no! Kasihan sama penulisnya, karena kebetulan aku juga berkarya di bidang seni. Sudah terbiasa dengan prinsip "Piracy is not an art" :)
ReplyDeletekasihan penulisnya ya mbak kalo ada yg bajak karya dia, udah bikin capek capek lho :(
DeleteMembeli buku ori ketika baru terbit = mendukung penulis untuk terus berkarya. :) Terima kasih untuk senang membeli buku ori ya, Mbak (semoga berkenan membeli bukuku juga :D ).
ReplyDeleteBtw, buku bajakan juga banyak yang pakai HVS.
wah, aku malah baru tahu kalo bajakan ada yang pake hvs. nggak jadi mahal kah? bukannya kertas yg biasa dipake buat novel justru lebih murah dari hvs?
Deleteiya mending beli buku harus yang original, kalau yang bajakan pasti banyak kekurangannya.
ReplyDeleteaaaw setujuuu!
Deletewaah ulasan yang menarik mba...aku beberapa kali agak tertipu nih saat membeli buku hiks..
ReplyDeletesalam kenal ya
btw done follow your blog yaa. thankz
semoga tips2ku bisa menghindarkan dari tipuan tipuan (?) lagi ya mbak hohoho
DeleteSaya lebih memilih buku beas ketimang bajakan hehe. Oh ya kadang saya pilih bekas krn sampulnya, saya rasa desainnya lbh baik ketimbang sampul cetakan terbarunya, utk bbrp buku #imho :D
ReplyDeletebiasanya sampul baru buat beberapa buku justru lebih bagus sih mbak, menurutku, kecuali... kalo sampul barunya itu edisi sampul film.
Delete*kabur* *kabur ke luar angkasa*
ada yang bisa didownload dalam bentuk pdf?
ReplyDelete