Halo, pembaca Widy Bookie!
Sudah berapa ratus notifikasi line yang belum kamu baca hari ini? *tengok hp sendiri*
Saat ini penggunaan teknologi sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia modern. Banyak kegiatan yang kini sangat tergantung dengan keberadaan gadget dan penemuan abad milenium lainnya. Manusia modern sudah begitu membutuhkan teknologi paling mutakhir dan tidak bisa lepas darinya.
Sebagai generasi 90-an yang merasakan betapa drastisnya kehidupan sebelum dan sesudah era teknologi informasi, aku tertarik banget buat membahas tentang betapa besarnya dampak teknologi yang mempengaruhi kehidupanku, dalam hal ini khusus kehidupanku (dan mungkin kehidupan kalian juga) sebagai orang yang aktif melahap bacaan dan menimbun buku.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih tak bisa dipungkiri membawa dampak yang signifikan, tak terkecuali bagi mereka yang memiliki kegemaran sebagai pembaca buku.
Seorang penggiat hobi membaca buku, atau lebih dikenal sebagai kutubuku, pun tak lepas dari pengaruh teknologi yang semakin berkembang ini. Seiring dengan semakin canggihnya gadget yang dimiliki, kegiatan kutubuku pun kini mulai berkembang menjadi kegiatan kutubuku berbasis teknologi. Apa itu?
Hadirnya electronic book (e-book)
Tak bisa dipungkiri bahwa konsumsi kertas oleh masyarakat sudah semakin meningkat. Saat ini, kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton. Pertumbuhan kebutuhan kertas dunia diperkirakan tumbuh rata-rata 2,1 persen per tahun sehingga kebutuhan kertas dunia pada tahun 2020 mendatang diperkirakan mencapai 490 juta ton (Kompas, 7 November 2013). Kebutuhan kertas yang semakin meningkat ini menlatarbelakangi kampanye penggunaan e-book semakin gencar dilakukan.
Hadirnya smartphone canggih, kindle reader dan toko e-book seperti gramediana dan scoop memberikan alternatif bagi para pecinta buku untuk memperoleh buku tanpa harus mengonsumsi kertas, dan lebih berkesan canggih tentunya.
Tak hanya itu, perpustakaan sebagai sumber bacaan masyarakat juga sudah mulai merambah ke ranah electronic book ini. Untuk file skripsi, tesis, dan disertasi misalnya, di perpustakaan kampus disediakan akses untuk file-file sakral ini melalui komputer-komputer yang tersedia di ruangan tertentu; atau disediakan pula akses download untuk bagian abstrak dan daftar pustaka. Begitu pula untuk koleksi langka yang bentuk fisiknya sudah rusak, disediakan soft file yang bisa dibaca lewat komputer.
Promosi buku lewat media internet
Internet merupakan suatu sarana promosi yang sangat praktis: murah, mudah, dengan daya jangkau yang luas. Sudah bukan hal baru jika penerbit dan penulis menggunakan internet sebagai salah satu media utama untuk mempromosikan buku terbarunya.
Hal ini tentu saja juga memberikan akses tambahan kepada para pembaca buku untuk memperoleh info terbaru mengenai buku-buku yang baru saja rilis. Luasnya akses terhadap informasi ini memudahkan pembaca untuk mencari buku mana yang sesuai dengan selera baca serta kebutuhannya, dan secara tidak langsung akan mendorong pembaca untuk membeli lebih banyak buku.
Munculnya toko buku online
Seperti halnya benda-benda fashion model terbaru atau barang elektronik mutahir, buku juga memiliki pasar yang bisa dirambah secara online. Online shop yang menjual buku kini bukanlah hal yang sulit ditemui di dunia internet. Sebut saja: bukukita, bukabuku, periplus, dan lain-lain. Koneksi internet yang cepat dan jasa ekspedisi yang kian mampu menjangkau daerah pelosok negeri, menjamin keamanan dan kenyamanan dalam berbelanja online.
Ditambah lagi dengan mobilitas masyarakat saat ini yang sangat tinggi dan kurangnya waktu untuk berbelanja langsung ke toko buku konvensional menyebabkan adanya timbal balik yang menguntungkan antara penyedia jasa jual buku online dan pembeli dengan mobilitas tinggi tersebut.
Social media untuk pencinta buku
Siapa yang tak kenal goodreads? Social media yang satu ini berbeda dengan kawan-kawannya. Lewat goodreads, kita bisa bertemu dengan jutaan orang lain yang memiliki hobi yang sama dengan kita, saling bertukar pendapat tentang buku yang kita baca, menulis review, dan menemukan rekomendasi buku apa yang akan kita baca berikutnya.
Lagi-lagi, akses para pembaca terhadap buku bacaan akan semakin meningkat. Social media semacam goodreads ini akan menumbuhkan minat baca lebih kepada para penggiat hobi yang satu ini.
Giveaway berhadiah buku
Mengalami kesulitan keuangan dalam membeli buku? Tenang, teknologi yang kian canggih dan koneksi internet yang kian mudah diakses sanggup menjawab kebutuhanmu!
Para penerbit, dan menulis umumnya akan mengadakan giveaway sebagai salah satu jurus untuk mempromosikan buku yang baru terbit. Saat ini, blog tour yang berisikan review dan giveaway sudah tak asing lagi di telinga para pembaca buku.
Bukan hanya penulis dan penerbit, blogger pun seringkali mengadakan giveaway berhadiah buku secara mandiri.
Hadirnya blogger buku
Membuat blog bertema buku adalah wujud nyata dari kegiatan kutubuku berbasis teknologi. Bukan hal yang mudah untuk membawa kegiatan membaca buku ke dalam suatu bentuk kegiatan yang modern semacam menuliskan kegiatan membaca ke dalam sebuah blog.
Komunikasi antar pembaca buku melalui kegiatan blogging berbeda dengan komunikasi melalui social media. Melalui blog, tidak hanya menulis review terhadap suatu buku, para blogger buku juga mampu menyuarakan opininya tentang hal-hal selain review buku. Membahas tentang suatu isu yang berkaitan dengan pendidikan misalnya, atau memperdebatkan tentang kualitas tulisan yang diterbitkan oleh suatu penerbit, atau hal-hal lain yang tidak difasilitasi oleh social media.
Namun, di balik setiap kelebihan, segala sesuatu memang memiliki keterbatasan. Hadirnya teknologi yang kian lekat dengan masyarakat kita, tak urung juga memiliki dampak negatif terhadap kehidupan pembaca buku.
Dampak yang paling terlihat adalah terlalu asyiknya para pembaca dengan gadgetnya, sehingga kadang justru mengurangi minat baca dan jumlah bacaannya.
Terkadang, para pembaca ini terlalu asyik menjelajahi goodreads atau mengurus blog bukunya sendiri sehingga tanpa sadar ia justru mengabaikan buku yang tengah ia baca. Dan tak dapat kita pungkiri juga bahwa terlalu sering membaca bacaan pendek di status timeline atau tulisan blog yang pendek memang berdampak pada kemampuan kita dalam membaca tulisan-tulisan panjang di buku. Terlalu sering membaca bacaan pendek itu membuat seseorang menjadi lebih cepat bosan saat membaca tulisan panjang.
Memang, selalu ada kelebihan dan kekurangan dari suatu penemuan. Kita sebagai generasi yang terpapar teknologi sudah sepantasnya mampu memanage diri agar mampu meraih sebanyak-banyaknya keuntungan dan meminimalisir diperolehnya kerugian dari penggunaan teknologi ini terhadap aktivitas membaca kita.
Lomba ini diselenggarakan oleh IDCopy.net dan Eliska.id
Edit: Pemenang favorit πππππ
--widywenny^^
creds: image source written, edited by me. .gif by stuffpoint.com
tetap semangat terus
ReplyDeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletememang sih sekarang udah bisa baca buku di e-book, cuma saya lebih suka baca buku fisik ketimbang buku digital. :'))
ReplyDeleteaku... sebenarnya lebih suka baca buku fisik juga sih. lebih enak dipegang, dan nggak kena radiasi layar juga :D
DeleteSaya senang banget sama ebook mba, saking senangnya beli banyak tapi belum sempat dibaca semuanya hihi
ReplyDeletewah, seneng nimbun buku juga nih hhe
Deletesenang kalau ada ebook, jadi rak dirumah engga penuh dengan tumpukan buku, lebih praktis kalau udah bisa digital tapi memang masih perlu beberapa bacaan yang ada fisiknya sih.
ReplyDeletesetuju mba, kita harus pinter pilih-pilih dalam penggunaan teknologi. Dampak teknologi yang paling pengaruh bagi saya ada di poin Go Shopping di atas, karena tinggal jauh dari perkotaan kadang ada barang2 tertentu yang gak dijual di daerah saya, belanja online bisa menjadi solusi untuk mendapatkan barang tersebut. Salam kenal :)
ReplyDeleteTeknologi sangat membantu dalam memfasilitasi melestarikan budaya membaca mbak yaa. . Harus makin bijak juga biar penggunaannya ttp ke jalan yg baik π tfs mbaak. .
ReplyDeleteE-book nih yg paling kerasa banget buat saya
ReplyDeleteSaya malu ketika kemarin ngasih hadiah buku sama murid privat sebagai hadiah bagi raport, besoknya saya datang lagi, dia bilang, "Buku yang miss kasih, aku udah baca semalam dan tadi siang. Udah sampai halaman 40." Saya sendiri beli buku seringkali lama baru selesai bacanya.
ReplyDelete