Saturday, January 25, 2014

[Review] Thalita - Stephanie Zen

Judul: Thalita

Penulis: Stephanie Zen

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 9789792249

Jumlah halaman: 272

Tanggal terbit: Oktober 2009

Rating: 4/5





"Tuhan nggak akan menguji kita di luar kemampuan kita. Dia tahu di mana batas kemampuan kita. Seorang guru SD nggak mungkin memberi murid-muridnya soal ujian anak SMP, karena dia tahu mereka nggak akan mampu. Kalau guru SD aja tahu di mana batas kemampuan muridnya, apalagi Tuhan!”


Thalita berpacaran dengan Andra, sosok lelaki yang sangat ia sayangi. Ia sebenarnya tahu bahwa pacarnya itu adalah pecandu narkoba. Thalita sudah berulang kali menyuruh Andra untuk menghentikan kebiasaan pacarnya itu dan memaksa Andra untuk melakukan rehabilitasi, namun Andra hanya mengumbar janji-janji palsu dan tetap mengkonsumsi barang terlarang itu. Papa Thalita yang mengetahui keadaan pacar anak perempuannya itu lantas melarang Thalita masuk ke SMA yang sama dengan Andra. Setelah berdebat dengan sang papa, Thalita akhirnya memutuskan hubungan asmaranya dengan Andra demi menghindari kemungkinan ia mengikuti kebiasaan Andra menjadi junkies.

Andra selalu datang mengusik Thalita dan memintanya untuk balikan, tapi satu syarat yang harus dipenuhi Andra adalah ia harus "bersih", mau direhabilitasi, baru Thalita mau berpacaran lagi dengannya. Hati Thalita sakit karena sesungguhnya ia masih menyayangi mantannya itu, namun apa boleh buat, ini demi kebaikannya sendiri.

Di SMA barunya, Thalita berteman dengan Tatyana, cewek yang sangat cantik dan membuatnya merasa tidak ada apa-apanya. Tatyana memiliki kakak lelaki, Darren, yang juga bersekolah di SMA tersebut. Di sanalah Thalita merasa tidak sendiri. Ia mengetahui bahwa Darren juga pernah dicampakkan seorang wanita, Cheryl, karena Cheryl ternyata juga junkies.

Tatyana terlihat menyukai Thalita, dan berniat akan mencomblangkan Thalita dengan Darren. Tapi bagaimana dengan Andra dan Cheryl?

--o--

Aku baca novel ini karena rekomendasi Daniella. Matur nuwun, mbakyu ^o^

Ya, novel ini mengingatkan kita semua akan bahaya obat-obatan terlarang. Betapa jika kita bersentuhan sedikit saja dengan narkoba, maka akan sulit sekali untuk keluar dari ikatannya.

Thalita adalah novel Stephanie Zen kedua yang kubaca setelah Badminton Freak. Sejak pertama kali membaca karyanya, aku sudah menyukai bagaimana cara penulis menarasikan ide-idenya. Gaya bahasanya renyah, namun seru dan tidak membuatku bosan. Buktinya aku bisa menghabiskan novel ini dalam kurun waktu kurang dari 18 jam. Atau mungkin memang karena novel ini tergolong tipis ya? Entahlah.

Novel ini penuh dengan konflik (dan aku suka itu). Walaupun konfliknya terasa penuh, namun entah bagaimana Stephanie Zen bisa mengaturnya sedemikian rupa sehingga porsinya enak-enak aja. Walaupun sebenarnya konflik-konflik dalam Thalita sebenarnya disebabkan oleh kebodohan tokoh-tokohnya sendiri, namun sepertinya aku tak terlalu keberatan. Karena kalau semua tokoh dalam novel ini pintar sejak awal, nggak akan ada konflik dan sepertinya novel ini nggak akan jadi deh ._.

Aku suka dengan tokoh utama yang namanya dipakai sebagai judul novel ini. Karena di akhir setiap konflik, si tokoh harusnya mengalami progress berkenaan dengan kepribadiannya, dan Stephanie Zen tidak melupakan itu. Aku suka bagaimana akhirnya Thalita menjadi dewasa dan meninggalkan kebodohannya di halaman-halaman awal novel ini.

Ada sedikit poin yang jadi catatanku dalam novel ini, yaitu ketika Darren dan Tatyana menghilang selama tiga hari sampai hal yang sebenarnya terjadi akhirnya terkuak. Hmm, sepertinya aku merasa bagian itu kurang sreg. Mungkin feelnya kurang dapet atau aura perubahan pada diri Darren kurang terasa. Aku masih penasaran apakah perubahan yang terjadi pada diri Darren memang disebabkan karena ia ingin Thalita melakukan "itu" atau karena perubahan itu murni karena sesuatu itu. Sampai sekarang aku masih bingung karena bagian itu memang diceritakan sekenanya dan kurang detail. Entahlah, sepertinya aku butuh penjelasan.

Over all, nice story. Nilai moralnya terasa nohok banget di hati. Ogah banget deh bersentuhan sama yang namanya narkoba.

Aku ingin membaca lebih banyak karya Stephanie Zen. Namun antrian rekomendasi masih menghantuiku.

2 comments:

  1. eh cerita tentang anak SMP berarti ya? wahah masih labil pastinya karakter tokoh utama XD

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...