Wednesday, April 20, 2016

[Review] The Truth about Forever - Orizuka


Judul: The Truth about Forever: Kabencian Membuatmu Kesepian

Penulis: Orizuka

Penerbit: Gagasmedia

ISBN13: 9797806243

Jumlah halaman: 312

Tanggal terbit: 30 April 2013 (2008 dengan cover lama)

Tanggal baca: 19-20 April 2016

Rating: 4/5

"Bukan, gue dari sana," Yogas menunjuk ke atas lagi. "Dari Mars."


Yogas datang ke Yogyakarta untuk sebuah misi. Ia tak peduli lagi apa yang akan terjadi setelah ia menyelesaikan misinya itu. Ia harus segera menuntaskan misi pentingnya., maka ia tak mau berlama-lama tinggal di kota ini, dan lantas menyewa sebuah kamar kos paling murah yang ditemuinya.

Teman sebelah kamarnya, Kana, adalah gadis menjengkelkan yang selalu mau tahu urusan orang lain. Yogas berusaha mati-matian untuk menghindarinya, namun Kana selalu memperhatikannya, mau tahu urusannya, dan memberikannya perlakuan yang seharusnya tidak boleh ia terima. Namun mengapa hati Yogas terasa sakit? Akankah Kana akan tetap memberikannya perlakuan yang sama kalau Kana mengetahui hal-hal yang tidak ia ketahui tentang Yogas? Akankah semua baik-baik saja ketika Kana tahu tujuan Yogas ada di sini sekarang?

Tidak, Yogas tidak boleh menerima perlakuan Kana yang seperti ini. Yogas tidak seharusnya egois. Ini untuk kebahagiaan Kana.

Karena Kana tak akan punya masa depan jika terus bersamanya.
---

Bagaimana jika takdir mempertemukanmu dengan orang yang...

Sudah tengok Tantangan Baca April 2016 di Goodread Indonesia kah? Tantangan ini mengharuskan kita membaca buku dengan sampul warna favorit, dan cover baru The Truth about Forever ini merupakan kolaborasi dari ketiga warna favoritku.

Hai, Orizuka!
Ketemu lagi dengan karya Orizuka, salah satu penulis favoritku, setelah sekian lama. Buku ini memang bukan buku baru penulis, tapi aku sudah memasukkannya ke wishlist entah sejak berapa abad yang lalu dan baru bisa baca sekarang. Aku sudah berkali-kali membaca review positif tentang novel yang satu ini, dan ketika akhirnya aku berkesempatan untuk membacanya, tiada keraguan di antara kita. Eak.

The Truth about Forever menawarkan kisah cinta sederhana nan manis yang akan memanjakan jiwa-jiwa rapuh kita *aww {}*. Bersetting di Yogyakarta (kawasan UGM, kosnya Yogas deket Pertanian *apa e? Karangbendo? Karangwuni? Karanggayam? abaikan*, jadi berasa jalan-jalan di kampus sendiri) dengan segala keramahtamahannya. Novel ini, seperti novel-novel Orizuka yang lain, sederhana. Tiada tokoh yang bawa mersedes bens atau apalah itu ke kampus. Motor Kana juga merknya sama kayak motorku, cuma beda warna doang. Ya beginilihan kehidupan anak UGM sesungguhnya hahaha.

Apalah arti paragraf di atas ini. Intinya cerita Orizuka sederhana namun tetap memikat.

Hal yang paling aku suka dari karya-karya Orizuka sebelumnya ada tiga. Dan dengan sangat bangga aku menyatakan bahwa ketiganya aku temukan dalam The Truth about Forever.

1. Gaya bahasa
Ya, intinya aku nyaman sama gaya bahasa yang dipakai penulis. Mengalir, enak dibaca. Kadang bikin ketawa, kadang bikin nangis bombay.

2. Alur cerita
Ini aku nggak ngerti lagi berapa kali aku ketawa-ketawa aneh dan membisikkan kata-kata "astaga" dan "anjir" saat membaca buku ini. Beberapa bagian benar-benar shocking. Alurnya nggak ketebak. Tadinya di pertengahan baca aku sempat mikir ah kayaknya ini emosi emosiannya di tengah aja abis itu selow lagi (kayak I For You gitu), ternyata enggak. Jebakan betmennya dibagi sampe akhir cerita. Ini apaan sih astaga tolong saya masih bengong waktu ngetik kalimat ini. Endingnya benar-benar memikat, mungkin aku memang mudah terpikat dengan tipikal ending semacam ini.
Eng, sejujurnya aku baru merasakan indahnya alur novel ini setelah Kana tahu kalo *sinyal ilang* *sinyal terbang*. Sebelum itu, alurnya rasanya lambat, atau emang akunya aja yang belum excited karena konfliknya belum muncul, atau aku yang belum penasaran karena belum jelas masalahnya apa.

3. Penokohan
Setiap tokoh yang Orizuka buat dalam novel ini dieksplor dengan baik menurutku. Karakternya jelas, nggak ngambang-ngambang dan nggak ambigu juga. Yogas yang, yah, begitulah, penuh konflik dan keras kepala; Kana yang agak annoying tapi tabah dalam menghadapi Yogas yang seperti itu. Bahkan penggambaran untuk tokoh-tokoh semacam Ono pun cukup matang menurutku. Buatku, bagian pengembangan tokoh ini merupakan poin plus plus Orizuka yang juga sering muncul di novelnya yang lain.

Cuma aja ada beberapa hal yang sebenarnya masih bikin aku penasaran, like, Joe apa kabar?

Tapi, tetap saja, kenapa aku belum berhasil nangis bombay ketika orang-orang yang ngereview di Goodreads pada sedot sedot ingus?

By the way, Yogas lupa mencari target operasinya di wilayah fakultas klaster sains dan medika. Hahaha *abaikan* *nggak penting* *ya kan siapa tahu Joe ternyata anak Farmasi UGM*.

Novel ini bagus! Aku rekomendasikan buat, semua orang. Terutama yang suka sama karya roman lokal. Kalian harus baca, dan rasakan sensasi keceplosan ngomong "anjir" dan orang yang duduk di sebelahmu di bus Transjogja memandangmu heran.

Cover lama:

"Setelah pulang ke Mars, jangan lupa untuk kembali ke bumi, karena kamu masih punya janji dengan makhluk bumi ini."

No comments:

Post a Comment

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...