Showing posts with label Film Adaptasi. Show all posts
Showing posts with label Film Adaptasi. Show all posts

Sunday, April 16, 2017

Baca Bukunya Dulu, atau Nonton Filmnya Dulu? [Sunday Morning]

Dih, udah tiga bulan nggak ngepost Sunday Morning 😆

Membahas masalah film adaptasi dari novel tak akan ada habisnya.


Akhir-akhir ini, banyak sekali novel best selling yang diadaptasi ke layar lebar. Tanggapan para pembaca mengenai ini pun beragam. Ada yang menyambutnya dengan gembira, berharap dapat melihat live action (macam anime aja) dari cerita yang sebelumnya mereka baca. Namun, ada pula yang skeptis memandang hal ini. Takut ternyata filmnya tidak sesuai ekspektasi, mereka bilang.

Terlepas dari kedua pendapat tersebut, film adaptasi terbilang relatif lebih populer. Hal ini karena promosi film tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak produksi film, namun juga dari pihak produksi buku. Apalagi jika novel yang diadaptasi, sebelumnya sudah meraup sukses terlebih dahulu.


Namun sebuah pertanyaan muncul: jika ada dua cara dalam menyampaikan cerita (tulisan dan visual), manakah yang cenderung akan terlebih dahulu dinikmati?

Sunday, December 11, 2016

[Review Film] Koala Kumal


Dika (Raditya Dika) lagi sayang-sayangnya sama Andrea (Acha Septriasa). Tanggal pernikahan mereka tinggal dua bulan lagi. Video, undangan, dan segala-galanya udah dipersiapkan. Tapi tiba-tiba Andrea memutuskan hubungan keduanya karena kepincut sama James (Nino Fernandez). Maka patah hatilah Dika. Bukan patah hati biasa, ini adalah patah hati terhebat dalam hidupnya. Membuatnya murung selama setahun belakangan, nggak produktif, dan terjebak writer's block. Maminya berusaha menjodohkan Dika dengan banyak wanita, namun nggak pernah cocok. Entah ceweknya yang jelek, atau... Dikanya yang terlalu jelek.

Suatu hari, bertemulah Dika dengan Trisna (Sheryl Sheifania) dengan cara yang absurd. Trisna meminta memaksa sih sebenarnya Dika untuk mengisi acara di klub bukunya. Di balik sifat Trisna yang aneh, ternyata Trisna memiliki kesamaan dengan Dika: sama-sama pernah merasakan patah hati terhebat dalam hidup mereka.

Tuesday, December 6, 2016

[Review Film] Sabtu Bersama Bapak


SABTU BERSAMA BAPAK

Abimana Aryasatya sebagai Gunawan Garnida
Ira Wibowo sebagai Itje
Arifin Putra sebagai Satya
Deva Mahenra sebagai Cakra
Acha Septriasa sebagai Rissa
Sheila Dara Aisha sebagai Ayu
Ernest Prakasa sebagai Firman
Jennifer Arnelita sebagai Wati
Rendy Kjaernett sebagai Salman


Penasaran sama ceritanya?

Tuesday, August 16, 2016

[Review Fil] 3600 Detik


3600 Detik
Sutradara: Nayato Fio Nuala
Produser: Chand Parwez Servia, Fiaz Servia, Raza Servia
Penulis: Haqi Achmad
Pemeran: Stefan William, Shae, Wulan Guritno, Indra Birowo,
Feby Febiola, Agung Udijana, Joshua Suherman, Ponco Buwono
Musik: Andhika Triyadi, Shae, Birdy, Oly Winner
Sinematografi: Freddy A. Lingga
Penyunting: Tiara Puspita Rani
Perusahaan produksi: Kharisma Starvision Plus
DistributorKharisma Starvision Plus

Monday, May 23, 2016

[Review Film] Remember When: Ketika Kau dan Aku Jatuh Cinta

Remember When: Ketika Kau dan Aku Jatuh Cinta

Genre : Drama, Romance, Friendship
Directed by : Fajar Bustomi
Producer : Gope T. Samtani
Production : Rapi Films
Script Writer : Haqi Ahmad
Run time : 90 minutes
Date : October 16th, 2014

NB: maafkan kalau saya udah lama nggak ngepost, salahkan proposal skripsi saya.

Remember When adalah film bergenre romance remaja yang diadaptasi dari novel Winna Efendi yang berjudul sama. Aku udah sempat baca novelnya dan udah kureview juga, jadi aku tertarik untuk mereview film ini setelah aku menontonnya.

Sunday, May 8, 2016

Film Adaptasi yang Ditunggu di Tahun 2016 (Always Update)



Jadi, gimana rasanya nonton Civil War dan Ada Apa dengan Cinta 2? Suka nggak sama filmnya?

Jadi, yuk mari kita move on dan kita lihat film adaptasi novel Indonesia yang akan segera tayang di bioskop kesayangan kita semua tahun 2016 ini ^^

Thursday, March 6, 2014

[Review Film] Summer Breeze

SutradaraAllan Lunardi
ProduserYeyet Sugriyati
PenulisTitien Wattimena
PemeranChelsea Olivia Wijaya
Marcel Chandrawinata
Mischa Chandrawinata
Mathias Muchus
Ira Wibowo
Nakula
Sadewa
Natasha Wilona
MusikAddie MS
DistributorCredo Pictures
Durasi90 Menit
NegaraIndonesia


Saturday, March 1, 2014

[Review Film] Refrain



Yeah, akhirnya bisa nonton film ini juga. 
Ya, seperti yang bisa teman-teman baca di [Review] Refrain - Winna Efendi, aku cukup suka sama novelnya. Aku telah mencurahkan empat dari lima bintang untuk mengapresiasi novel ini. Dan, sepertinya aku harus bertekuk lutut ketika sedang jalan-jalan di ganool.com dan menemukan film ini di sana.

Aku suka sama film ini karena ada Afgan. Ya di samping karena aku naksir banget sama ketampanan dan keindahan suaranya, menurutku imajinasiku tentang Nata emang mengarah ke Afgan. Dalam film ini, Afgan memerankan Nata dengan cukup baik. Kelihatan natural banget waktu dia gugup pas mau manggung di pensi. Kelihatan galau total waktu Niki jadian sama Oliver. Dan kelihatan kece banget waktu nyanyiin Refrain.

Oke, review di atas ditulis oleh seorang penggemar Afgan. Lupakan saja.

Tapi aktingnya nggak terlalu wow juga sih. Mungkin karena doi emang dasarnya penyanyi, bukan aktor. Semoga ada film lain yang bisa dia gunakan sebagai sarana belajar.

Oke, sebenarnya ada maksud terpendam dari kalimat di atas, biar Afgan main film lagi.

Sosok Niki yang ceria bisa diperankan oleh Maudy Ayunda dengan baik, walaupun sebenarnya menurutku Maudy Ayunda belum bisa mewakili imajinasiku tentang Niki. Oke, sebenarnya dulu juga aku menganggap Maudy Ayunda belum bisa mewakili imajinasiku tentang Kugy dalam film Perahu Kertas. Atau mungkin emang pada dasarnya aku kurang suka sama Maudy Ayunda ya? Entahlah.

Tapi yang pasti, aku menyadari kalau Maudy Ayunda ini aktingnya bagus. Suaranya dalam soundtrack film ini juga sepertinya lebih baik daripada suaranya dalam soundtrack Perahu Kertas (btw kenapa jadi ngomongin Perahu Kertas sih -_-).

Untuk masalah cerita sendiri, sepertinya penulis skrip agak banyak berimprovisasi, karena jalan cerita film ini agak berbeda dengan jalan cerita novelnya. Penonton nggak akan menemukan sosok Vidia Rossa di sini (Vidia Rossa hanya ditampilkan dalam sebuah poster). Chelsea Islan sendiri belum sesuai dengan imajinasiku akan Annalise, karena aku mikirnya tubuh Annalise tinggi semampai dan kayak model gitu. Oh ya, sepertinya konflik Nata-Annalise nggak banyak dibahas di sini. Film ini fokusnya ke masalah Nata-Niki aja kayaknya.

Ada banyak hal yang datang dan pergi secara membabi buta dalam film ini. Misalnya ketika Annalise akhirnya kedapatan suka sama Nata, dan Nata kedapatan suka sama Niki.

Dalam novel, aku agak simpati sama Helena karena *dilarang spoiler*, tapi di film ini aku asli benci banget sama Helena. Apalagi Stevani Nepa mukanya judes gitu wkwkwk.

Oh ya, kayanya isi surat Nata yang ada di amplop biru itu beda ya sama di novel? Padahal aku asli dibikin klepek klepek sama lirik lagu yang di surat itu. Terus kayaknya kalau di novel, Niki baca surat itu sebelum Nata pergi. Kalau di film, Niki baru baca surat itu setelah Nata pergi.

Terus... kayaknya nggak ada Austria di novel deh ya :D *digampar*

Endingnya beda. Banget. Aku aja sampai harus mengingat keras tentang ending di novelnya. Tapi ending film ini rasanya lebih manis sih karena ada Afgan yang nyanyi Refrain.


Sutradara

Fajar Nugros
ProduserOdy Mulya
PenulisHaqi Achmad
PemeranAfgansyah Reza sebagai Nata
Maudy Ayunda sebagai Niki
Maxime Bouttier sebagai Oliver
Chelsea Islan sebagai Annalise
Stevani Nepa sebagai Helena
Aditya Firmansyah sebagai Danny
MusikAddie MS
StudioMaxima Pictures
Tanggal rilis20 Juni 2013


Oke, sekian dulu fangirling saya ke Afgan. Sampai jumpa di post-post Widy Bookie selanjutnya. I'm your Refrain! *hadeh*

Monday, April 29, 2013

[Review] Bidadari-bidadari Surga by Tere Liye




Judul: Bidadari-bidadari Surga

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Republika

Terbit: 1 Juni 2008

Halaman: 365

Rating: 5-stars





“Wahai, wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin kerana kekurangan fizikal, tidak ada kesempatan, atau tidak pernah 'terpilih' di dunia yang amat keterlaluan mencintai harta dan penampilan wajah.) Yakinlah, wanita-wanita solehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, bersedekah dan berkongsi, berbuat baik dan bersyukur. Kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari syurga. Dan khabar baik itu pastilah benar, bidadari syurga parasnya cantik luar biasa.”


Thursday, April 18, 2013

[Review] Perahu Kertas - Dee


Judul : Perahu Kertas
Penulis : Dee
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit : 29 Agustus 2009
Halaman : 456
Rating : 3/5

Novel ini berkisah tentang Kugy, seorang gadis berantakan yang kuliah di Bandung; serta Keenan, pemuda yang sempat menghabiskan hidupnya di Belanda, tetapi karena sang ayah memaksanya untuk kuliah di Bandung akhirnya dia menurutinya. Noni (sahabat Kugy) dan Eko (sepupu Keenan) yang berpacaran akhirnya mempertemukan keduanya. Keenan adalah seorang pelukis, sedangkan Kugy adalah seseorang yang sangat ingin menjadi penulis dongeng. Keduanya memiliki keunikan masing-masing, membuat mereka mudah merasa klop. Kugy yang jago menulis tapi tidak bisa menggambar, serta Keenan yang bisa menggambar tapi tidak bisa menulis, saling melengkapi, sehingga akhirnya membuat proyek mereka. Kugy pun selalu bisa menjadi sumber inspirasi Keenan.

Suatu hari, Noni mempunyai ide untuk menjodohkan Keenan dengan sepupunya, Wanda. Hubungan Keenan dan Wanda berlangsung lancar. Kugy, yang saat itu berstatus sebagai pacar Joshua, merasa ada yang salah dengan hatinya. Walaupun awalnya bersikap denial, Kugy akhirnya patah hati juga. Namun, suatu saat ketika Wanda dan Keenan sudah berstatus sebagai kekasih, Keenan baru menyadari bahwa Wanda telah melakukan kebohongan besar yang membuatnya merasa mengambil keputusan yang terlalu berani. Di lain sisi, Kugy yang patah hati kian hari kian berubah.

Perasaan yang lama terpendam itu, entah kapan akan terucap.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Kali ini, Dee tampil dengan karya yang berbeda. Jika buku-buku yang tergabung dalam serial Supernova (yang sudah kubaca) penuh dengan sains dan filsafat serta buku-buku lain yang berisi kumpulan puisi dan hal-hal berat lainnya, Perahu Kertas adalah karya yang lebih friendly. Bahasa yang digunakan mudah dicerna, serta tema cerita yang penuh bumbu cinta. Pada halaman-halaman awal, aku sempat heran bagaimana Dee bisa menuliskan cerita romansa ringan semacam ini, namun romansa yang ditulis Dee jelas bukan romansa biasa.

Jangan salah, walaupun buku ini bisa dibilang karya paling "ringan" yang lahir dari penulis, Perahu Kertas juga sarat dengan makna hidup, walaupun dikemas dengan cara yang tidak biasa. Dee seperti menasihati kita tentang bagaimana mencari jati diri, bagaimana mencapai tujuan hidup walaupun harus melewati jalan yang tidak mudah.

Sebenarnya tema umum cerita ini biasa saja: cinta segibanyak. Yang membuat Perahu Kertas terasa berbeda adalah karena tokoh-tokohnya yang unik. Gaya Kugy yang semau gue dan ceplas-ceplos, serta ke-agen-Neptunus-annya itu emang trademark banget. Kugy adalah tokoh yang sangat mudah kucintai: polos, passionate, serta suka menulis. Sama halnya dengan Keenan, ia juga adalah tokoh yang kuat menghadapi berbagai rintangan, lovable banget deh pokoknya.

Keenan adalah pemuda yang gemar melukis, namun diharuskan untuk kuliah di jurusan Manajemen oleh ayahnya yang beranggapan bahwa anaknya harus menempuh pendidikan formal. Hal itu tidak menghalanginya untuk terus melukis, dan bertekad bahwa suatu saat ia bisa membuktikan pada ayahnya bahwa passionnya dapat menghidupinya. Kesempatannya untuk mengikutsertakan karyanya ke sebuah pameran dan kabar bahwa seluruh karyanya tersebut laku terjual membuatnya mengambil satu keputusan: keluar dari tempat kuliahnya untuk menjadi pelukis profesional. Konsekuensinya tidak mudah, tentu saja, banyak hal yang harus ia korbankan. Sayangnya ada hal yang tidak ia ketahui, yang mungkin akan membuatnya menyesal.

Kugy sendiri adalah gadis tomboi, ceplas-ceplos, yang gemar menulis. Berbeda dengan Keenan yang harus menghadapi pertentangan dengan keluarganya, orang tua Kugy mendukung hobi anaknya tersebut. Ia bercita-cita menjadi penulis dongeng anak-anak, namun ia sibuk mencari pembuktian lewat cerpen percintaan. Namun cerita-cerita itu tidak menggambarkan apa yang Kugy inginkan. Keenan yang mengatakan hal ini, yang menyadarkan Kugy tentang apa yang ia inginkan.

Hal lain yang juga membuat cerita ini berbeda adalah, apa lagi kalau bukan gaya bercerita Dee yang enak banget buat dibaca? Caranya mengemas cerita yang sebenarnya sederhana ini begitu apik dan memukau.

Satu hal yang agak kusayangkan dari Perahu Kertas adalah bahwa klimaks dari cerita ini terasa kurang "nendang", kurang memuncak. Rasanya kayak masih ada yang kurang. Aku juga kurang suka dengan akhir ceritanya karena, ya, aku memang kurang suka tipe ending seperti ini.

Seperti yang sudah kusebutkan di awal, novel ini mengajarkan kita tentang banyak hal: mencari jati diri, serta mencari kebahagiaan. Kita harus selalu mencari hal yang bisa membahagiakan diri kita, dan jangan pernah menyerah untuk meraihnya. Namun kita harus selalu ingat bahwa kisah hidup kita juga menjadi bagian dari kisah hidup orang lain, kebahagiaan kita juga bersinggungan dengan hidup orang lain.

Rating:
⭐⭐⭐

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

src

Jadi, kamu udah baca Perahu Kertas? Bagaimana menurutmu?

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...