Saturday, March 1, 2014

[Review Film] Refrain



Yeah, akhirnya bisa nonton film ini juga. 
Ya, seperti yang bisa teman-teman baca di [Review] Refrain - Winna Efendi, aku cukup suka sama novelnya. Aku telah mencurahkan empat dari lima bintang untuk mengapresiasi novel ini. Dan, sepertinya aku harus bertekuk lutut ketika sedang jalan-jalan di ganool.com dan menemukan film ini di sana.

Aku suka sama film ini karena ada Afgan. Ya di samping karena aku naksir banget sama ketampanan dan keindahan suaranya, menurutku imajinasiku tentang Nata emang mengarah ke Afgan. Dalam film ini, Afgan memerankan Nata dengan cukup baik. Kelihatan natural banget waktu dia gugup pas mau manggung di pensi. Kelihatan galau total waktu Niki jadian sama Oliver. Dan kelihatan kece banget waktu nyanyiin Refrain.

Oke, review di atas ditulis oleh seorang penggemar Afgan. Lupakan saja.

Tapi aktingnya nggak terlalu wow juga sih. Mungkin karena doi emang dasarnya penyanyi, bukan aktor. Semoga ada film lain yang bisa dia gunakan sebagai sarana belajar.

Oke, sebenarnya ada maksud terpendam dari kalimat di atas, biar Afgan main film lagi.

Sosok Niki yang ceria bisa diperankan oleh Maudy Ayunda dengan baik, walaupun sebenarnya menurutku Maudy Ayunda belum bisa mewakili imajinasiku tentang Niki. Oke, sebenarnya dulu juga aku menganggap Maudy Ayunda belum bisa mewakili imajinasiku tentang Kugy dalam film Perahu Kertas. Atau mungkin emang pada dasarnya aku kurang suka sama Maudy Ayunda ya? Entahlah.

Tapi yang pasti, aku menyadari kalau Maudy Ayunda ini aktingnya bagus. Suaranya dalam soundtrack film ini juga sepertinya lebih baik daripada suaranya dalam soundtrack Perahu Kertas (btw kenapa jadi ngomongin Perahu Kertas sih -_-).

Untuk masalah cerita sendiri, sepertinya penulis skrip agak banyak berimprovisasi, karena jalan cerita film ini agak berbeda dengan jalan cerita novelnya. Penonton nggak akan menemukan sosok Vidia Rossa di sini (Vidia Rossa hanya ditampilkan dalam sebuah poster). Chelsea Islan sendiri belum sesuai dengan imajinasiku akan Annalise, karena aku mikirnya tubuh Annalise tinggi semampai dan kayak model gitu. Oh ya, sepertinya konflik Nata-Annalise nggak banyak dibahas di sini. Film ini fokusnya ke masalah Nata-Niki aja kayaknya.

Ada banyak hal yang datang dan pergi secara membabi buta dalam film ini. Misalnya ketika Annalise akhirnya kedapatan suka sama Nata, dan Nata kedapatan suka sama Niki.

Dalam novel, aku agak simpati sama Helena karena *dilarang spoiler*, tapi di film ini aku asli benci banget sama Helena. Apalagi Stevani Nepa mukanya judes gitu wkwkwk.

Oh ya, kayanya isi surat Nata yang ada di amplop biru itu beda ya sama di novel? Padahal aku asli dibikin klepek klepek sama lirik lagu yang di surat itu. Terus kayaknya kalau di novel, Niki baca surat itu sebelum Nata pergi. Kalau di film, Niki baru baca surat itu setelah Nata pergi.

Terus... kayaknya nggak ada Austria di novel deh ya :D *digampar*

Endingnya beda. Banget. Aku aja sampai harus mengingat keras tentang ending di novelnya. Tapi ending film ini rasanya lebih manis sih karena ada Afgan yang nyanyi Refrain.


Sutradara

Fajar Nugros
ProduserOdy Mulya
PenulisHaqi Achmad
PemeranAfgansyah Reza sebagai Nata
Maudy Ayunda sebagai Niki
Maxime Bouttier sebagai Oliver
Chelsea Islan sebagai Annalise
Stevani Nepa sebagai Helena
Aditya Firmansyah sebagai Danny
MusikAddie MS
StudioMaxima Pictures
Tanggal rilis20 Juni 2013


Oke, sekian dulu fangirling saya ke Afgan. Sampai jumpa di post-post Widy Bookie selanjutnya. I'm your Refrain! *hadeh*

4 comments:

  1. Belooooooom nonton huhuhu terus di ganool ada, Kak? asyik bisa dicari ah hehehe.
    Anyway, ngga diceritain waktu shooting di luar negeri? Katanya hasil gambarnya ngga sebagus waktu shooting di Indonesia ya? Hehehe gatau juga ding, katanya ngga boleh spoiler :p
    Oh, sedihnya kalo film adaptasi itu, kadang selalu dirasa lebih jelek dari pada bukunya. Apalagi yang nonton itu seorang bookworm. huaaaa.

    ReplyDelete
  2. waktu syuting di austria itu ada satu part yang gambarnya goyang goyang gitu (?) agak aneh hahaha
    karena sebenarnya aku nggak se-excited itu sama bukunya, kalau filmnya punya kekurangan aku masih bisa mengampuni sih (?)

    ReplyDelete
  3. Anonymous2:40 PM

    Aku nonton film sebelum baca novelnya, saking penasaran apa beda novel sama filmnya, aku langsung beli novelnya. Agak kecewa sama filmnya setelah selesai baca novelnya. Gregetnya di film kurang dapet. Aku bilang Maudy Ayunda lumayan dapet aura Niki. Pas baca novelnya entah kenapa walaupun udah nonton filmnya, bukan afgan yg jadi Nata di kepalaku, begitu juga annalise yg deskripsinya beda banget sama di film.

    Cerita nya agak terburu2 di film, dan konfliknya juga kayak ga selesai. Oliver sama Helena jadi pure jahat disana...
    dan untuk ending sebenernya aku lebih suka ending bukunya haha lebih gimanaaa gitu

    ReplyDelete
  4. Waaah...serang Kak Widy yang kurang suka Maudy Ayunda. Dia kakak aku, prrfffttt *oke lupakan*

    Iya sih, setuju, filmnya beda banget sama novelnya. Padahal bagian sama Mama Vidia menurutku asyik kalau ditayangkan juga, kisahnya sama si Anna. Terus juga, sama adik dan mamanya Niki, di novel kan ada ya, nah tau-tau di film udah nggak, padahal kalau nggak ada pemerannya, aku bersedia kok jadi Klaudia, adiknya Niki, piiiisss... :D

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...