Tuesday, March 18, 2014

Tipe Pengunjung Toko Buku


Oke sebelumnya, selamat malam laporan praktikum yang menggunung dan belum sempat dicicil!
Bukan, bukan, salah.
SELAMAT DATANG PEMBACA WIDY BOOKIE DALAM POST NGACO KALI INI!

Yang punya blog juga ngaco kok.

Kali ini aku bikin post tentang tipe pengunjung toko buku, tentu saja dari sudut pandang subyektif seorang Wenny Widy.

Bagi seorang pecinta buku, kita semua tahu bahwa toko buku bukanlah tempat asing yang harus kita jelajahi dengan takut-takut. Mungkin ada di antara kita yang hampir setiap hari mampir ke toko buku terdekat sampai hapal letak-letak buku tertentu, hapal buku apa yang didiskon gila-gilaan, hapal sama wajah penjaga kasir, sampai hapal nama anak dan istri tukang parkir toko bukunya.
Oke, lupakan poin terakhir.

Pernah nggak sih, kita perhatiin kelakuan para pengunjung toko buku yang ada di sekeliling kita? Atau kita pernah sadar nggak sih, sebenarnya kita ngapain aja kalau lagi ada di toko buku?


Berikut beberapa macam pengunjung toko buku menurut kacamata Wenny:

Lihat-lihat - Ketemu Buku Bagus - Beli
Jadi katakanlah si Unyu masuk ke toko buku, terus dia ngelihat cover-cover buku di toko buku tersebut. Sejurus kemudian dia menemukan sebentuk buku dengan cover yang bagus banget. Dia pun penasaran dan membaca judul buku dan pengarangnya. Ternyata buku tersebut berjudul Buku Belum Kelar karya Wenny Widy. Dia pun tertarik dengan buku tersebut. Setelah membaca-baca sinopsisnya dan mengecek lembaran di dompet, Unyu pun membeli buku tersebut.

Lihat-lihat - Ketemu Buku Bagus - Baca Dikit - Beli
Hampir sama kayak cerita Unyu mau beli Buku Belum Kelar-nya Wenny Widy tadi, cuma aja sebelum memutuskan untuk membeli, si Unyu nyari buku yang segelnya udah kebuka (yeah) dan membaca --mungkin satu atau dua bab pertama-- buku tersebut. Kalau menurut Unyu buku tersebut bagus, barulah dia meyakinkan diri untuk membeli buku tersebut.

Lihat-lihat - Baca Dikit - Nabung
Jujur, ini kelakuan gue banget.
Jadi setelah si Unyu membaca satu bab pertama buku yang diincarnya, dia merogoh isi dompet. Katakanlah buku itu harganya lima puluh ribu, tapi si Unyu baru punya lima ribu rupiah. Jadilah dia pulang dulu untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah dulu, kalau rupiahnya udah cukup baru dia balik lagi ke toko buku untuk membeli buku tersebut.

Cari Buku yang Diinginkan - Langsung Beli
Adakalanya sebelum kita sampai ke toko buku, kita udah merencanakan buku apa yang akan kita sodorkan ke mbak-mbak penjaga kasir. Misalnya sebelumnya Unyu udah baca-baca reviewnya anak-anak BBI tentang Buku Belum Kelar karya Wenny Widy, dan Unyu penasaran sama buku itu karena katanya bukunya bagus banget, sehingga Unyu pengen banget beli buku itu. Jadi pas mau ke toko buku, tujuan Unyu emang mau beli buku itu.
Atau misalnya kita koleksi buku berseri. Katakanlah Unyu pecinta Harry Potter dan dia udah punya buku pertama sampai keenam. Unyu pengen punya buku ketujuh dong. Jadi pas sampai ke toko buku, dia nyari buku ketujuhnya, dan ketika ketemu buku yang dimaksud dia langsung menyambarnya dan melambaikan buku tersebut ke arah kasir (?)

Pecinta Buku Obral
Bahkan hanya dengan mengetikkan tiga kata di atas, aku udah merasa tersindir.
Jadi si Unyu cuma punya duit lima piluh ribu, tapi pengen bisa baca banyak buku. Kalau buat beli buku baru, dia cuma bisa dapat satu atau bahkan tidak sama sekali, nah di bagian obral misalnya di bagian obralnya Gramedia Sudirman Jogja *digampar* dia bisa dapat sampai tiga buku. Jadi dia meluncur ke timbunan buku-buku obral dan kalap membelanjakan uangnya di sana.

Numpang Baca Doang
Lagi-lagi aku merasa tergampar.
Jadi karena di beberapa toko buku ada buku yang udah disobek segelnya sehingga kita bisa membacanya dengan bebas, kadang ada aja orang yang (entah disengaja atau tidak) membaca buku tersebut sampai tamat.
Ya sebenarnya makhluk-makhluk kayak gini bisa bikin penerbit rugi sih. Tapi peduli amat, yang penting kan bisa baca buku sampai tamat tanpa bayar, paling cuma bayar parkir doang.

Window Shopping
Jadi si Unyu datang ke toko buku, tapi dia cuma lihat-lihat cover, pegang-pegang sampul, baca-baca sinopsis, gitu doang.
"Beli kek!" suara hati penjaga toko buku.

Nemenin Seseorang, dan Tidak Terlihat Tertarik
Tipe pengunjung macam ini kadang-kadang juga aku temui (sebenarnya aku tahu karena aku nguping). Jadi misalnya Unyu punya pacar, namanya Anya. Lah Unyu ini kan kutu buku sejati, yang suka borong buku lah, baca-baca lah, ya gitu deh pokoknya. Tapi Anya nggak terlalu suka sama buku. Ketika suatu hari Anya harus banget nemenin Unyu ke toko buku, kalian tahulah apa yang akan terjadi.

Mampir ke Kafenya Doang
Beberapa toko buku juga menyediakan kafe buat para kutu buku yang kelaparan dalam arti yang sebenarnya. Nah, nyatanya ada beberapa pengunjung yang mampir ke toko buku buat makan di kafenya doang, nggak masuk ke bagian buku-bukunya.

(sebelumnya aku minta ampun karena studi kasusnya gagal total banget)

Kalian masuk kategori mana? :D
Kalau aku sih antara Lihat-lihat - Baca dikit - Nabung, Pecinta Buku Obral, sama Numpang Baca Doang. Kok kayaknya nggak ada yang normal ya?

Atau kalian punya gaya sendiri ketika mengunjungi toko buku? Silakan colek saya yang unyu-unyu ini.

4 comments:

  1. Semua masuk deh kalau saya. Hahahaha. Etapi, 2 poin terakhir nggak deh.

    ReplyDelete
  2. Hihihi, aku termasuk beberapa kategori di atas:
    seringnya ke toko buku karena emang pengin, lihat buku2 dengan kover menarik rasanya seru! Kalau ada yang nyantol (dari penampilan, baca sinopsis dan baca dikit isinya karena aku ga betah baca lama2 sambil berdiri) ya belanja. Bisa 1 atau 2 buku belinya. Tapi sering juga sih cuma window shopping, sering pas jenuh ke toko buku jadi lumayan lebih fresh hanya dengan melihat-lihat. Hehe.
    Soal obralan, aku malah seringnya nitip temen, ya pernah juga beberapa kali beli sendiri, tapi lebih sering nitip. ^^
    Artikelnya keren, menarik!

    ReplyDelete
  3. emang kayaknya kebanyakan masuk ke berbagai kategori ya~

    ReplyDelete
  4. Wa ini post yang gokil banget :D
    klo aku termasuk yang poin berapa ya?

    kadang2 masih window shopping. apalagi kalo main ke periplus. (Harganya g nguatin soalnya)

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...