Monday, June 24, 2013

How was Review in Widy Bookie Made?



Eh, rasanya gimana nggak sih membaca judul yang berupa pertanyaan?

Jadi Aul membuka sebuah topik yang sangat menarik untuk dikembangkan lebih lanjut. Topik tersebut adalah bagaimana kita menulis review dari buku yang kita baca. Yah, lumayan lah buat ide post baru. Lagian akhir-akhir ini udah lama nggak pegang blog demi persiapan SBMPTN.
(oke, belum apa-apa aku udah mulai curhat)



Buku jenis apa yang aku review:
Fiksi. Kayaknya aku selalu mengalami masalah saat mereview buku non-fiksi, entah itu masalah tentang apa yang harus aku bahas sampai masalah bagaimana aku menarasikan ide-ide yang bercokol di otak. Well, aku udah kapok untuk mereview buku non-fiksi. Mungkin ada di antara kalian yang kesusahan dalam mereview buku non-fiksi juga?
Sejatinya nggak semua buku yang kubaca akhirnya kureview sih. Kalau lagi mood aja.

Apa semua buku fiksi yang aku baca kemudian kubuat reviewnya:
Sejatinya nggak semua buku yang kubaca akhirnya kureview sih. Kalau lagi mood aja. /slapped/

Bagaimana aku menulis review:
Pertama, tentu saja, aku harus benar-benar menuntaskan buku yang akan aku review. Dalam artian aku nggak akan mereview buku yang belum berhasil aku tuntaskan. Aku melihat di goodreads bahwa ada beberapa orang yang sudah berhasil mereview buku sebelum diselesaikan. Mereka tidak berhasil menyelesaikan buku itu entah karena terlalu jelek atau terlalu membosankan atau terlalu tebal atau... Namun mereka bisa membuat reviewnya! Menurutku mereka canggih banget bisa mereview tanpa menamatkan buku. Seingatku aku selalu menuntaskan buku yang kubaca, seburuk apapun wujud buku itu. Oke, kadang-kadang aku sering skip beberapa bagian dari buku, kalau mulai ada bagian yang "agak dewasa", atau boring wkwk.

source


Setelah menyelesaikan buku, biasanya aku hanya mengandalkan kemampuan otak untuk mengingat apa saja kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Aku belum terbiasa untuk menulis di note dan semacamnya untuk reviewku, soalnya aku pikir aku bikin review bukan untuk seriusan hehehe mending notenya buat mencatat rumus fisika ajadeh.


Aku biasanya nggak langsung mereview buku yang kubaca. Bisa sehari kemudian, dua hari kemudian, seminggu kemudian, bahkan pernah tiga bulan kemudian. Kalau udah ada waktu buat bikin review, aku baru mencari lagi buku itu, bolak-balik sedikit, lalu membuka jendela Microsoft Word untuk membuat review.


Reviewku terdiri dari dua bagian, yaitu ringkasan dan penilaian.
Aku terlebih dahulu menuliskan ringkasan cerita (sebisa mungkin tanpa spoiler) di Ms. Word. Sebenarnya aku nggak membatasi diri tentang jumlah kalimat ringkasan yang aku buat, asal tidak menjurus ke arah spoiler berapapun tak masalah. Setelah memencet dua enter, "--o--", dan dua enter lagi, masuklah ke bagian penilaian, bagian ekstra subjektif yang sering sekali dibumbui curhatan si penulis sampai beberapa pembaca eneg dibuatnya.

Membuat bagian penilaian adalah bagian paling seru! Nah, di bagian inilah terlihat jelas kalau dalam mereview aku selalu (terlalu) jujur. Pasalnya kalau aku suka sama sebuah buku, aku akan puji-puji buku itu tanpa ampun. Nggak masalah mah kalau ini. Tapi kalau aku udah terlanjur nggak suka sama sebuah buku, jangan tanya deh. Bisa-bisa penulisnya takut kalau karyanya aku review lagi. Muahaha...

Oh ya, untuk masalah quote, aku termasuk reviewer yang cuma kadang-kadang menampilkan quote. Itupun hanya quote yang amat sangat aku suka. Kalau nggak ada satu pun quote yang amat sangat aku suka dari sebuah buku, aku nggak akan menampilkan quote macam apapun ke dalam reviewku.

--edited 8 Mei 2016: sekarang aku cenderung hampir selalu menampilkan quote setiap mengawali sebuah review.--

source

Kalau review di Ms Word udah selesai, saatnya memindahkan ke blog. Setelah ritual copy-paste selesai, aku menambahkan cover ke dalamnya. Cover hampir selalu aku ambil dari goodreads karena biasanya resolusinya besar. Kalau gambar di goodreads ternyata jelek, biasanya aku ambil dari sumber lain (googling), sekalian mengganti gambar di goodreads yang kualitasnya jelek.

Setelah itu, aku memasukkan data buku lain. Aku selalu memakai rumus baku ini untuk data buku:
Judul:
Penulis:
Seri:
Penerbit:
Jumlah halaman:
Tanggal terbit:
Tanggal baca:
Rating:
Aku nggak mencantumkan harga karena aku jarang beli buku wkwkwk. Untuk rating yang gambar bintang-bintang itu sebenarnya aku copy paste dari simbol di Ms Word aja.

--edited 8 Mei 2016: sekarang udah nggak pake bintang-bintang lagi, cuma pakai x/5. Menurutku pakai bintang sekarang udah alay wkwk--

Sistem label di blog ini cenderung rapi-rapi aja. Aku melabeli post review dengan label "review", label penulis, label penerbit, dan label rating. Aku nggak bikin sistem label genre karena takutnya jadi nggak rapi.

Reviewku cenderung pendek dan indah, mengingat kemampuan manusia untuk membaca tulisan di layar monitor memang nggak sekuat membaca tulisan di kertas. Lagian aku juga paling nggak bisa kok kalau disuruh bikin tulisan panjang. Biarlah review pendek menjadi ciri khas blog ini :P

Ini ceritaku, apa ceritamu?
--widywenny^^

8 comments:

  1. Vionna AAV8:56 AM

    Wah, ternyata pakai office word dulu sebelum copas. aku sih biasanya langsung ngedraft di blog ^_^
    sukses terus wen. rajin" bikin resensi ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello Vi! Makasih udah mampir hehehe :D
      Kapan nih bikin blog buku juga? *ceritanya menghasut*

      Delete
  2. Hahaha, kita memang seumuran, kok. Di blog juga aku mencantumkan umur. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku nggak baca. ternyata kamu malah masih 17 tahun *kemudian merasa tua* *tuuuaaaa* *tttuuuuuaaaaaa* T_T

      Delete
    2. dan tadi kamu panggil 'mbak'.. *eh* *lalu kabur* XD

      Delete
    3. memanggil orang lain dgn sebutan "mbak" membuat kita merasa muda wkwkwk :v

      Delete
  3. Aku malah lebih suka di notepad, soalnya nggak tahu kenapa kalau mindahin review dari word ke blog jadinya nggak rapi. Btw, aku suka gaya tulisanmu :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. ohoho makasih, aku juga suka gaya tulisanmu (eh)
      ya, kalo pake word emang kadang masih kebawa settingan di wordnya, kayak jenis font dll. tapi aku lebih suka word karena cenderung lebih rapi (kenapa dua kalimat ini jadi bertentangan?) (aku juga nggak paham dengan diriku sendiri, jangan tanya)

      Delete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...