Wednesday, April 12, 2017

Etika Meminjam Buku


Wah, beberapa hari ini Wenny rajin ngepost ya?

Terima kasih untuk penemu teknologi scheduled post, ide briliantmu sungguh menyelamatkan kami para manusia sok sibuk ngerjain skripsi (padahal nggak kelar-kelar) tapi pengen tetep eksis di dunia perbloggingan ini.

Minggu ini, blog anggota Blogger Buku Indonesia masih menginvasi dengan post #BBIHUT6 Marathon dalam rangka merayakan hari jadi BBI ke-6 yang akan jatuh... besok! Berbeda pada manusia yang semakin berulang tahun maka akan semakin sedikit sisa umurnya, ulang tahun sebuah komunitas justru menandakan semakin panjang masa depannya, jadi saya senang sekali merayakan ulang tahun BBI ^^

Selengkapnya tentang #BBIHUT6 Marathon

Pernah nggak sih, kamu lagi bokek banget karena transferan emak belum turun, tapi hasrat begitu menggebu-gebu untuk membaca sesuatu? Solusi paling asyik sih pinjam buku teman, ya.

Saya sendiri berpikir bahwa buku adalah benda berharga, yang harus dijaga dengan baik dan benar. Saking cintanya dengan buku-buku koleksi, saya nggak meminjamkan buku koleksi saya pada sembarang orang. Apa kamu berpikir bahwa saya pelit? Nggak perlu sungkan, karena saya sendiri mengakui kalau saya tipikal orang yang pelit dalam hal meminjamkan buku.

Sebuah buku baru akan terasa manfaatnya ketika ia dibaca. Setuju? Walaupun kamu sudah cukup bangga dengan memajang buku koleksimu di rak sembari sesekali mencium aromanya, semakin banyak orang yang membaca buku itu maka manfaat buku itu akan meningkat. Masuk akal jika membiarkan beberapa orang temanmu membaca bukumu akan membuat koleksimu semakin bernilai. Maka sebagian orang memutuskan untuk meminjamkan bukunya kepada orang lain.

Sayangnya, kadang keputusan untuk meminjamkan bukumu pada orang lain justru mendatangkan malapetaka. Kadang buku itu baru kembali setelah tiga kali puasa tiga kali lebaran Bang Toyib tak pulang-pulang. Kadang buku itu kembali, namun berubah dari wujud seorang wanita bangsawan menjadi wujud gadis sengsara yang terlunta-lunta.

Masih mending kalau buku itu akhirnya kembali. Kalau nggak?


Beberapa kali mengalami pengalaman pahit tentang meminjamkan buku, membuat saya memutuskan untuk hanya meminjamkan bukuku pada teman dekat dan teman kos. Takut dijahatin lagi hiks.😢

Buat kamu yang suka meminjam buku orang lain, sebenarnya tidak ada yang salah dengan kesukaanmu itu. Namanya juga, eng, lagi bokek, dan nggak semua buku yang ingin kamu baca bisa ditemukan dengan mudah. Ya kan? Saya tahu kok rasanya, karena saya juga lebih sering pinjam daripada beli buku sendiri.
Ketahuan #mentalgratisan.

Tapi yang perlu kita semua ketahui, seperti ketemu calon mertua, meminjam buku juga ada etikanya. Hal ini demi menghindarkanmu dari dosa jariyah dan juga demi menjaga hubungan baikmu dengan si pemilik buku. Karena memutus silaturahmi itu hal yang sebaiknya tidak terjadi, karena semua manusia di dunia ini saling membutuhkan, ya kan?
#wennyforthenextmarioteguh

Jadi, apa aja etika dalam meminjam buku?

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DO:

1. Etisnya, kamu meminjam buku ketika yang punya udah selesai membacanya. Ya masak dia beli buku baru tapi kamu yang nganyari (bahasa Indonesianya nganyari apa sih? membarui? mem...baru...i? eh?)? Ya kecuali memang dia yang menyuruhmu untuk baca duluan, karena antrian TBRnya masih panjang banget, misalnya.

2. Pastikan yang punya buku paham: buku apa (saja) yang kamu pinjam, dan kapan (kira-kira) akan kamu kembalikan.

3. Selalu menjaga keutuhan, kerapian, dan kebersihan buku. Letakkan buku pinjaman di tempat kering, bebas hewan-hewan aneh, jauh dari keponakanmu yang masih balita, dan tidak berisiko terjatuh atau terlipat.

4. Kembalikan buku sesuai waktu yang kalian sepakati di awal. Atau kembalikan segera setelah kamu selesai membacanya, walaupun lebih cepat dari yang kalian sepakati.

5. Kembalikan buku dalam keadaan sama cantiknya dengan ketika kamu meminjamnya.

6. Ini bagian paling penting: T.O.L.O.N.G   K.E.M.B.A.L.I.K.A.N. Karena dia niatnya mau minjemin, bukan mau donasi.


DON'T

1. Tolong, sumpah, tolong, jangan pernah melipat bagian sekecil apapun dari buku yang kamu pinjam, apalagi kalau buku yang kamu pinjam emang nggak ada lipatannya (karena itu artinya si empunya menjaga bukunya dengan sangat baik). Kalau buku itu ada bookmarknya, tolong dimanfaatkan. Kalau nggak ada, bukan berarti kamu boleh melipat-lipatnya. Kamu bisa memanfaatkan benda-benda di sekitarmu, misalnya: struk belanja Mirota Kampus, atau karcis kuning identitas kendaraan masuk UGM yang tidak kamu berikan ke SKKK.
Dan level lipatan paling laknat dari sebuah buku pinjaman adalah lipatan di bagian sampul buku. Biasaya hal ini terjadi secara tidak sengaja, misalnya karena jatuh dari meja. Jadi, sudah kuingatkan kan untuk meletakkan buku di tempat yang aman?

2. Jangan pernah meminjamkan buku pinjamanmu ke orang lain, jika sebelumnya tidak ada perjanjian seperti itu dengan si peminjam buku.
Jangan sampai ketika dia tanya soal bukunya, kamu malah bilang "eh, kemarin dipinjem si anu tuh". Sumpah, dikutuk jadi batu kamu abis ini.


Dan untuk kamu yang dengan sangat baik hati berniat untuk meminjamkan buku kesayanganmu pada orang lain, selalu lakukan hal-hal ini demi kebaikan buku-bukumu (dan untuk membantu temanmu yang meminjam buku itu agar terhindar dari dosa) (mulia sekali):

1. Sepakati hal-hal berikut: buku mana (saja) yang dia pinjam, dan kapan (kira-kira) dia akan mengembalkannya.

2. Jika kamu benci jika bukumu terlipat, ada baiknya kamu menyertakan bookmark dan selalu berpesan pada temanmu bahwa "kalau bukuku kelipat, kamu kukutuk jadi batu".

3. Jika sudah tiba waktunya buku itu harus dikembalikan, tanyakan kabar buku itu ("dan kapan kamu akan menngembalikannya, wahai saudaraku?"). Hal ini mungkin terkesan bawel, tapi (selain sedang memperjuangkan kembalinya bukumu sesegera mungkin) kamu sedang menyelamatkan temanmu dari dosa karena ingkar janji.
Sumpah, teman-teman saya di kampus yang alim-alim itu malah golongan-golongan orang yang rajin nagih hutang. Kalau mereka sih niatnya karena ingin menghindarkan si penghutang dari dosa. Beda sama saya, saya mah suka nagih hutang karena lagi bokek dan butuh duit (dan buku) saya kembali.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sekian post saya tentang hakikat pinjam-meminjam yang hakiki. Etika meminjam buku ini juga bisa kamu praktikkan untuk hal pinjam-meminjam yang lain, karena sebenarnya intinya sama saja.

Saya pernah beberapa kali mengalami hal-hal menyakitkan saat meminjamkan buku. Halaman dan sampul buku terlipat, ketumpahan tinta, kerendam banjir, dan hal-hal absurd lainnya. Saya kehilangan tiga buku, salah satunya adalah Harry Potter and the Half-Blood Prince (HP 6) saya yang ijo ijo unyu itu hilang karena si peminjam meminjamkan buku itu ke orang lain yang bahkan tidak saya kenal kemudian orang itu meminjamkan buku itu ke orang lain dan gitu terus sampai bukunya hilang entah di mana. Saya berharap ada yang terpelatuk dan bersedia mengganti buku tersebut sih, syukur-syukur kalau nantinya diganti dengan sampul baru hehe.
Ngarep banget ya.
Jadi ketahuan kan latar belakang saya pelit minjemin buku? Semoga tidak ada yang mengalami hal yang sama dengan saya ya.

Kalau menurut kamu, ada nggak sih do and don't lain berkaitan dengan pinjam-meminjam buku? Apa kamu golongan orang yang suka meminjamkan buku, agak pelit, atau malah suka banget meminjam buku? Ada pengalaman buruk berkaitan dengan pinjam-meminjam? Share di kolom komentar ya.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca juga post #BBIHUT6 Marathon yang lain:



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa ikutan giveawaynya:


Credit: giphy.
And Emma Watson.



12 comments:

  1. Rasanya pengen meretweet dan meregram postingan ini saking benernya. Aku juga sering sebel sama yang pinjam buku tapi suka seenaknya. kadang halamannya dilipat dan kotor, paling parah itu kalo ngak dibalikin dan pas ditagih dia jawabnya enteng banget: "halah cuma buku aja!"

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Halah cuma buku aja!"? Sumpah ini nyebelin wkwk.
      Aku sih seringnya nemuin bukuku dilipat atau kotor kena noda kuah indomi-atau-makanan-apapunlah-itu. Mbok jgn dibaca sambil makan :(

      Delete
  2. Saya pernah meminjamkan buku ke adik sepupu, karena tinggalnya beda kota, cukup lama baru bisa ketemu lagi. Pas saya nanyain buku saya itu, dia dengan entengnya bilang..."dipinjam temanku dan hilang, kak". Hwa..pengen ngegaplok deh.
    Sekarang kalau mau minjamin buku, satu yg saya pastikan...saya harus bisa merelakan kalau bukunya tidak kembali. Jadi kalau bukunya betul2 koleksi berharga ga bakalan saya pinjamkan lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Saya harus bisa merelakan kalau bukunya tidak kembali."
      Pedih ya mbak, nasib kita-kita ini :(

      Suka gemes sama yg sembarangan minjemin barang orang ke orang lain. Pengen kukepret pake ketek rasanya :(

      Delete
  3. minjemin buku kadang ga ada perjanjiannya mba giliran saya nagih eh malah marah lucuk sampe skrg kagak mau nanya wkwkwk >> abegeh sensitif yg minjem yowis sbg emak2 maklumin weh yg kek gtu

    ReplyDelete
    Replies
    1. "Lahlahlah kok marah, emang itu buku sampeyan?"

      *slepet sendal*

      Delete
  4. Duh sepakat, sepakaaaaat!!! Suka sedih kalo buku balik dalam keadaan ... yah gitu hiks

    ReplyDelete
  5. Begitu ya mbak etikanya, kadang aku suka melanggar sih, buku yang pinjam dari kawwan, terus ku pinjamkan lagi ke teman yang lain. waduh,, jadi malu sediri. Terima kasih infonya mbak, supaya aku bisa terapkan etika dalam meminjam buku ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya meminjamkan barang pinjaman emang kurang etis sih mbak. Semoga kita sama2 bisa berbenah ya ^^

      Delete
  6. Iya sih memang sebel kl buku yg dipinjam tak dikembalikan apalagi ampe rusak....

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...