Monday, July 29, 2013

[Review] Sahaja Cinta - Achoey El Haris

Judul: Sahaja Cinta

Penulis: Achoey El Haris

Penerbit: Leutika

Jumlah halaman: 198

Tanggal terbit: April 2011

Rating: 3/5







Riak kehidupan bersumber dari segala macam permasalahan. Maka tidak salah juga jika kita menyatakan bahwa hidup adalah rangkaian masalah dan karena masalah itu setiap kita akan bersikap. Sikap kita tentunya berbeda-beda. Ada yang seperti ranting kecil kering, saat terkena sedikit benturan pun teramat mudah untuk patah. Ada yang seperti lempeng baja, jika terus ditekan akhirnya melengkung jua. Ada yang seperti kapas, ketika tertiup angin dia akan melayang dan kembali mendarat dengan selamat. Dan ada juga yang seperti bola bekel, yang ketika dilemparkan maka akan memantul dengan hebatnya, memantul dan memantul lagi...

Ali, seorang guru ekonomi di sebuah SMA swasta ternama harus menghadapi cobaan yang begitu pahit. Ana, calon istrinya, meninggal karena kecelakaan. Tak cukup sampai di situ, Ana ternyata meninggal dalam keadaan hamil. Hal ini membuat semua orang menganggap Ali yang menghamili Ana.

Sanksi sosial terus mengarah kepada Ali, walaupun sebenarnya memang bukan Ali yang menghamili Ana. Walaupun Ana adalah calon istrinya, namun Ali tetap memperlakukan Ana dengan baik tanpa sekalipun menyentuh tubuh wanita itu dengan nafsu.

Karena kasus itu, Ali dikeluarkan dari tempatnya mengajar. Setelah berkali-kali ditolak oleh berbagai SMA, akhirnya ia mengajar kembali di SD Sahaja.

Di SD itu, ia jatuh hati pada Nisa, guru yang sebenarnya sudah ia kenal sejak lama.

Bagaimana Ali menyelesaikan konflik ini?

--o--

Penuh dengan nilai kehidupan, dipadu dengan konflik yang menarik dan gaya bahasa yang unik membuatku menyukai novel ini. Sangat berbobot.
(ngomong-ngomong kalimat di atas mirip kalimat endors :D)

Mungkin yang menjadi daya tarik dari novel ini adalah gaya penulisannya yang agak-agak puitis gimana gitu. Penulis memasukkan banyak petuah yang baik untuk diamalkan. Konfliknya pun cukup pelik dan seru untuk diikuti.

Semua tokoh di novel ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Walaupun dalam novel ini Ali digambarkan sebagai sosok yang sempurna, namun aku masih menangkap satu kelemahan dia yaitu tidak banyak berpikir saat akan menerima lamaran Ana (FYI, di novel ini entah mengapa yang melamar justru pihak perempuan. Adat mungkin?). Manusiawi sekali karena aku tak menemukan satu pun tokoh yang sempurna banget atau jelek banget.


Nah, sekarang mari kita bahas detail novel ini.

Cover: ah, covernya lovely banget {}. Sayang ada lingkaran bergerigi (?) dengan tulisan "Bukan Sekedar Novel Cinta", menurutku itu justru merusak keindahan cover. Langitnya yang ungu-ungu merah jambu itu loh!

Kebanyakan testimoni: yakali endors segitu banyak. Saranku sih, pasang testimoni dari orang-orang yang mendukung aja, misalnya penulis buku anu, anggota Blogger Buku Indonesia (digampar), atau orang-orang yang berhubungan dengan buku lainnya. Sebaliknya, endors dari orang-orang yang tidak bersinggungan (karyawan bank, wirausahawan, pengusaha, karyawan swasta, dsb) sebaiknya diminimalisir. Selain menuh-menuhin halaman, sepertinya pembaca juga akan melewati testimoni dari orang-orang semacam ini. Nah kalau aku justru sama sekali nggak menyentuh bagian endors. Buat apa sih baca endors, mending langsung baca isi novelnya. xD

Aku agak terganggu dengan penggunaan -nya dalam 'ibunya Ana, sepupunya Ana' dan -nya -nya yang lain. Sebenarnya penggunaan kata ganti dobel begini boleh nggak sih? Aku pernah diskusi sama guru bahasa Indonesiaku tentang ini, kata beliau sih yang kayak begini sebenarnya nggak boleh. Katanya bisa diminimalisir penggunaan -nya dengan dari. Misalnya: 'Bu Tantri adalah ibunya Ana', bisa diganti dengan 'Bu Tantri adalah ibu dari Ana'. CMIIW. Tapi itu kata guruku beberapa tahun yang lalu, waktu aku mau ikut lomba cerpen. Ya kali aja EYD berubah.

Kode etik jurnalistik dan pencitraan Ali karena kasusnya dengan Ana. Sepertinya penulis belum pernah jadi wartawan, makanya dia mengabaikan ini.

Aku sebenarnya agak gamang dengan sudut pandang yang dipakai penulis. Kalau sudut pandang orang ketiga memiliki dua jenis: POV (point of view) orang ketiga terbatas dan POV orang ketiga serba tahu, penulis sepertinya memakai POV orang ketiga yang tahu segala-galanya. Pas aku membaca novel ini sih aku merasa penulis menceritakan segalanya sampai aku bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi sebelum yang dikehendaki penulis.

Over all, novel ini bagus ditunjang dari konflik yang seru dan gaya bercerita yang puitis-puitis nikmat ini. Penulis hanya perlu mulai teliti dengan editing dan detail.

Aku tunggu karyamu selanjutnya, Achoey El Haris :)

NB: mungkin karena dipengaruhi aktivitasnya sebagai blogger, di bagian Tentang Penulis di akhir novel ini, penulis menjelaskan segala macam tentang karir blognya. Yah sebagai biodata di akhir novel, sebenarnya pembaca cukup tahu tentang karir menulisnya saja. Nggak perlu lah diembel-embeli pagerank blognya nembus rangking lima segala.

6 comments:

  1. Kayak pernah lihat novel ini di pameran buku, jd penasaran nih. Reviewnya keren. Dalam banget mengorek2 sampai dalam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mengorek2 sampai dalam itu bukan ciri2 review yang bagus, tapi ciri2 review yang kemungkinan akan disinisi sama penulis bukunya :3

      Delete
  2. Memang benar untuk Ibunya Ana, diganti Ibu Ana. Itu sih yang saya dapat dari kelas editing.

    ReplyDelete
  3. oh my....dek, Ali itu nama panggilan suamiku..Nisa juga nama panggilanku..

    Lalu muncul:
    *Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan*

    ReplyDelete
    Replies
    1. ^baca dulu komen di atas sebelum membaca novel ini :D

      Delete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...