Judul : Blind Date
Penulis : aliaZalea
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Juni 2010
Halaman : 272 halaman
Rating : 2-stars
Well, another
aliaZalea’s to enjoy.
Ini untuk kedua kalinya aku membaca karya aliaZalea setelah
sebelumnya sempat membaca Miss Pesimis. Walaupun aku rasa buku ini harusnya aku
baca lebih dulu, karena sebenarnya Miss Pesimis sendiri merupakan spoiler yang luar biasa untuk jalan
cerita Blind Date. Buat kalian yang belum sempat baca keduanya dan berniat
untuk membacanya, aku saranin untuk baca Blind Date dulu.
Titania, seorang financial analyst yang tinggal di US,
kecewa berat waktu memergoki pacarnya tiga tahun belakangan, Brandon, tengah
berselingkuh (baca: berhubungan badan) dengan asistennya. Si mantan bahkan
dengan tidak berperikemanusiaannya mengatakan bahwa tak akan ada lelaki yang
mau dengan Titania, dan satu-satunya lelaki yang betah dengan Titania hanyalah
Brandon seorang. Berusaha membuktikan bahwa laki-laki itu salah, ia bergabung
dalam keanggotaan My Blind Date, di mana setiap anggotanya akan dipertemukan
dengan orang-orang yang sesuai kriteria para anggota untuk menjalani date
dengannya.
Suatu hari ketika tengah berbelanja di fresh market, seorang lelaki bermata biru bertanya pada Titania
tentang bahan apa saja yang ia butuhkan untuk membuat caesar salad. Reilley namanya. Pada pandangan pertama, Titania
lantas tak bisa melupakannya begitu saja. Apalagi ketika dengan begitu
kebetulan, Reilley selalu hadir saat Titania membutuhkan bantuan. Siapa sih
dia? Kenapa dia datang dan pergi seenak udelnya?
Malam itu, Brandon kembali datang menemui Titania. Ia masih
berusaha meyakinkan Titania bahwa hanya dialah lelaki yang bisa menerima
Titania. Apakah Titania terpengaruh?
Nah, sekarang mari kita mulai pembeberan review subjektif ini.
Kalau teman-teman sempat membaca Miss Pesimis duluan, kalian
pasti akan familiar dengan banyak nama di sini. Atau bahkan sudah tahu
bagaimana endingnya? Makanya baca
Blind Date dulu hahaha.. -.- Aku aja nyeselnya setengah mati karena baca Miss
Pesimis dulu. Walaupun udah tahu gimana endingnya,
aku tetap baca novel ini karena menurutku ending
itu bukan segalanya, yang penting adalah cara penulis menuntun kita menemui
akhir cerita. Aku berharap akan menemui konflik yang menarik, rasa penasaran
walaupun udah tahu endingnya, dan pergaulan yang lebih "sopan"dari Miss Pesimis. Kalau kalian baca reviewku
tentang Miss Pesimis, kalian pasti tahu kalau aku agak bermasalah dengan latar
pergaulannya. Maksudku, tokohnya kan pada suka "begitu", sementara aku masih jadi anak alim nan polos.
Aku menikmati membaca novel ini sampai, hmm, mungkin
sepertiga bagian. Sampai Titania bertemu dengan datenya yang bernama Francis. Tapi aku mulai merasa ada yang
kurang. Tak begitu mengerti bagian apa yang kurang, sampai aku sadar:
konfliknya mana? Well, aku memang
menemukan satu konflik (satu-satunya, FYI)
tapi begitu sadar konfliknya apa, aku sempat mikir: konflik macam apa ini? Masak
ada orang sebodoh ini di dunia nyata?
Tadinya aku benar-benar tertarik dengan tema kencan buta
ini, ini ide yang nggak biasa untuk aku yang orang Indonesia dan nggak kenal
begituan. Sempat mikir juga sih apa hubungannya kencan buta ini sama isi
cerita. Sampai aku menemukan hubungan antara keduanya dan
Ah-Kebetulan-Macam-Apa-Ini. Rasa
penasaran hilang tak berbekas. Aku akhirnya sadar juga kalau semua kebetulan di
novel ini cenderung nggak masuk akal. Atau inikah yang namanya takdir Tuhan?
Untuk latar pergaulan, aku pikir nggak ada bedanya sama Miss
Pesimis, sama-sama ekstrim. Namun mengingat latar novel ini adalah Negeri Paman
Sam, aku rasa lebih masuk akal untuk memasukkan latar pergaulan yang agak
bebas. Untungnya nggak ada adegan seksual di sini, tapi kalau adegan memergoki
Brandon lagi “gituan” sama asistennya sih emang ada. Aku agak terganggu sama
kata ML yang disebut berulang-ulang. Menurutku kata itu kasar, walaupun sebenarnya arti singkatan itu cuma making love, tapi konotasinya jelek banget. Apa nggak ada
pembendaharaan kata lain?
Kalau Miss Pesimis lebih bagus endingnya, menurutku novel ini lebih bagus openingnya. Sayang sekali karena tema yang dibawa novel ini bagus. Banget.
Menarik. Sayangnya terlalu banyak kebetulan yang langsung membuat rasa
penasaran ini menguap.
Harusnya aliaZalea mengoptimalkan penggunaan (hm,
penggunaan? -,-) semua tokoh yang terlibat, bukan hanya mereka yang terlibat
romantisme saja.
Sekali lagi, review ini subjektif. Di luar sana masih banyak
yang memberikan lima bintang untuk novel ini. Aku juga ingin tahu pendapat
kalian tentang novel ini, jadi silakan baca sendiri novelnya.
cover lama |
No comments:
Post a Comment
Komentarmu, bahagiaku ^^