Friday, April 14, 2017

6 Trik Merawat Timbunan Buku


Selamat hari Jumat, dan selamat jumatan, wahai calon imam.
(saya ngetik ini ketika adzan dzuhur berkumandang)

Masih dalam rangka post marathon #BBIHUT6. Setelah sebelumnya saya membuat post tentang 6 Fakta Menarik antara Wenny, Widy Bookie, dan Blogger Buku Indonesia, kali ini saya akan memberikan tips mengenai cara merawat timbunanmu yang udah setinggi Himalaya itu.


Sebagai pecinta buku, hal paling memuaskan dalam hidupmu adalah melihat koleksimu semakin banyak tiap harinya. Kamu melihat timbunanmu itu sebagai harta karunmu, masa depanmu.

Sayangnya, saking banyaknya bukumu, kamu nggak akan membaca semuanya secara rutin. Pasti ada aja buku yang akan tidak kamu baca dalam waktu yang lama. Kian hari, muncullah sebentuk bercak kuning kecoklatan di kertas, lalu kadang ada bau jamur yang menyeruak. Sedih nggak sih?

Nah, nggak mau kan buku-buku timbunan yang sudah kamu kumpulkan satu demi satu malah dimakan jejamuran? Yuk intip cara merawatnya!

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


1. Tempatkan Timbunanmu di Tempat dengan Sirkulasi Udara yang Baik

Ini wajib, kudu, fardhu 'ain untuk setiap buku yang kamu punya. Paling baik sih emang meletakkannya di rak buku, usahakan tidak terlalu berjubel. Saya sih nggak menyarankan kamu buat menaruh bukumu di dalam kardus apalagi dalam keadaan bertumpuk-tumpuk ria dan dasar kardusnya menempel di lantai, karena kardus menyerap air (dan uap air) dalam jumlah cukup banyak. Air adalah media terbaik bagi jamur untuk tumbuh. Dan jamur juga adalah penarik perhatian hewan-hewan absurd seperti... kelabang.


2. Atau Tempat Kedap Udara

Kalaupun kamu memang nggak bisa menyimpan timbunanmu di tempat dengan sirkulasi udara yang baik (karena, eng... saking banyaknya), kenapa nggak menyimpan bukumu di tempat kedap udara aja sekalian? Kamu bisa menggunakan kontainer, kemudian menutupnya rapat-rapat. Jangan lupa masukkan silika gel banyak-banyak ke dalamnya.


3. Basmi Kelembapan!

Ternyata, menata buku di ruangan bersirkulasi udara baik atau kedap udara total kadang belum cukup. Sebagaimana kita tahu, mayoritas makhluk hidup bernapas mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Ada banyak sekali air di sekitarmu, walaupun kamu belum tentu sadar.

Makanya, kadang buku udah ditata cantik di rak tapi kok masih bau apek dan muncul bopengnya? Itu ditengarai dari air yang tak kasat mata. Cara mengatasinya, kamu bisa meletakkan beberapa bungkus kecil silika gel di antara timbunanmu. Jika yang lebih mengintai buku-bukumu adalah hewan-hewan absurd, kamu bisa menggunakan kapur barus.

Saya sih lebih memilih kapur barus. Kos saya buka peternakan kecoa soalnya.


4. Jangan Tumpuk ke Atas, Tumpuk ke Samping!

Kadang menjadi kebiasaan sebagian dari kita untuk menumpuk buku ke atas, padahal itu adalah cara menumpuk buku yang kurang tepat. Menumpuk ke atas, apalagi dalam jangka waktu lama, akan menyebabkan saling menempelnya kertas antarhalaman, dan juga bisa merusak jilidan bukumu.

Biasanya sih, pada timbunan yang disusun ke atas dalam jangka waktu yang sangaaaaat lama, akan ada beberapa buku yang sampulnya saling melekat dan, taaaraaaa, ngelotok semua deh.


5. Jauhi Godaan untuk Menyobek Plastik Segel Buku

Kamu masih punya banyak sekali timbunan yang belum kamu baca, tapi udah belanja buku lagi karena terjebak obralan? Aish, dasar, kelakuan.

Biasanya setelah membeli buku baru dan mendaratkannya ke rumah, apakah kamu langsung membuka bungkus plastiknya demi menciumi harumnya bukumu yang sesungguhnya lebih harum dari parfum mantan kekasihmu itu padahal belum ada rencana jangka pendek untuk membacanya? Kalau jawabanmu ya, mulai sekarang kurang-kurangin yang kayak gitu. Kalau memang tidak akan dibaca dalam waktu dekat, biarkanlah buku barumu dipeluk mesra oleh segelnya.

Serius, bungkus plastik ini benar-benar terbukti akan meningkatkan angka harapan hidup buku-bukumu.

Eh, tapi udah terlanjut kebuka nih segelnya, gimana dong?


6. Gunakan Sampul Plastik untuk Melindungi Bukumu

Kenapa saya merekomendasikan sampul plastik alih-alih kalender bekas? Karena sejatinya kalender juga terbuat dari kertas yang notabene juga menyerap kelembapan, jadi (walau prosesnya akan diperlambat) pertumbuhan jamur tetap bisa terjadi.

Tentang bagaimana saya menyampul buku saya dengan plastik bisa kamu baca di sini:



Namun, sampul plastik ini hanya melindungi bagian cover saja. Jika kamu ingin perlindungan ekstra untuk bukumu sampai ke bagian pinggir-pinggirnya, saya rekomendasikan untuk membungkus penuh bukumu satu persatu dengan plastik. Kamu bisa gunakan plastik berperekat, plastik dengan zip, plastik biasa yang kamu seal, atau sebokek-bokeknya, kamu bisa bungkus bukumu dengan plastik bungkus belanjaan dari Mirota Kampus.
Tenang, minta plastik nggak harus bayar 200 perak kok sekarang.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Itu dia 6 Trik Merawat Timbunan Buku versi Widy Bookie. Atau kamu punya trik lain yang belum disebutkan di artikel ini? Share di kolom komentar ya! 😊😊😊


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Baca juga post #BBIHUT6 Marathon yang lain:



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jangan lupa ikutan giveawaynya:



creds: tumblr



7 comments:

  1. Aku termasuk yg gak gampang tergoda menyobek hati eh plastik segel buku. Xixixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak iya percaya kok kamu ga suka nyobek hati 😏

      Delete
  2. Paling tergoda buat nyobek segel buku kalau beli bukunya di Togamas. Soalnya bisa minta disampulin gratis. Padahal nggak tahu mau dibaca kapan :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku kalo ke togamas nggak minta disampulin. Soalnya... lebih asyik nyampulin sendiri 😏

      Delete
  3. Aku ada buku yang ditumpuk ke atas, karna ke samping uda ga cukup. Menurutku kok malah lebih resiko kalau ke samping ya? Soalnya yang deretan menyamping itu nempel dan rekat banget buku2nya (karena saking banyaknya). Kalau untuk urusan sampul buku, dulu sering rajin banget nyampulin buku. Kalau sekarang uda nggak. Alhasil di rak sekarang, banyak buku bersampul, tapi banyak juga yang telanjang hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau disusun menyamping jgn rapet2 bin, kalo terlalu rapet dan statis lama ga dipindah2 endingnya nempel juga.

      Kalo ditumpuk ke atas, teorinya sih kena pengaruh gravitasi. Yg paling sial sih buku yg ditaruh paling bawah.
      Paling aman ya, mau ke atas atau ke samping, yg penting jgn biarkan buku ada di posisi yg sama terlalu lama. Sering2 susun ulang.

      Delete
  4. Membaca postingan ini, besoknya aku langsung masang kapur barus di rak bukuku haha.

    www.extraodiary.com

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...