Thursday, October 27, 2016

[Review] Recipes for a Perfect Marriage - Kate Kerrigan



Judul: Recipes for a Perfect Marriage (Resep Perkawinan Sempurna)

Penulis: Kate Kerrigan

Alih bahasa: Tanti Lesmana

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

ISBN: 9789792254426

Jumlah halaman: 408

Tanggal terbit: Maret 2010
(1 Januari 2003 dalam bahasa asli)

Tanggal baca: 25-27 Oktober 2016
Rating: 5/5
perfecto!!

"Kupikir orang tidak akan bisa membuat komitmen sebeum benar-benar jatuh cinta. Sekarang aku tahu, kita tidak akan bisa mencintai dengan tulus sebelum kita membuat komitmen." --hal. 393.


Tressa Nolan baru saja menikah dengan Dan, lelaki yang baru dikenalnya dalam waktu lumayan singkat. Namun ia baru menyadari kesalahannya setelah pulang berbulan madu. Suaminya itu begitu mengesalkan dan menjengkelkannya sampai ia berpikir bahwa mungkin menikah dengan Dan adalah keputusan yang ia ambil secara terburu-buru karena ia sudah terlalu matang atau semacam itu, dan menyesalinya.

Sementara itu, Bernadine Nolan, nenek Tressa, menikah karena perjodohan dengan James, seorang guru desa biasa, bertahun-tahun yang lalu. Pengalaman cinta yang begitu meledak-ledak terhadap Michael Tuffy membuat Bernadine merasa James bukanlah apa-apa dibandingkan cinta sejatinya itu.

"Dari sekian banyak hal yang telah kulakukn, hanya ini yang dia inginkan. Barangkali karena tahu, ini satu-satunya yang tidak pernah bisa dia miliki." --hal. 381

Malam sebelum hari pernikahannya, di tengah keraguan atas keputusannya, Tressa menerima buku yang belum pernah dilihatnya. Buku itu adalah milik Bernadine, berisikan resep-resep andalan, dan cerita tentang kehidupan pernikahan Bernadine dan James, yang dikira Tressa merupakan pernikahan paling sempurna.
--o--


Kata orang, tidak ada yang namanya perkawinan sempurna, tetapi menurutku ada. Perkawinan yang sempurna adalah tempat dua orang menjalani hidup bersama-sama selama hampir sebagian besar umur mereka, sampai maut memisahkan. Yang tidak ada adalah perkawinan yang mudah. --hal. 384

Ketika memberi terasa sulit, berikan lebih banyak. Dan lagi, ketika mencintai terasa begitu sulit, cintailah lebih dan lebih lagi. Mungkin, orang yang dapat memastikan cinta sejatinya sebelum memutuskan komitmen setinggi pernikahan, adalah orang yang sangat beruntung. Namun bukan berarti orang yang meyakinkan diri untuk berkomitmen terlebih dahulu sebelum menemukan cinta sejati adalah orang yang tidak beruntung.

Pernikahan, seperti kita ketahui, bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Banyak hal yang bisa melatarbelakangi pernikahan --cinta yang begitu memikat, kedekatan hati yang begitu menenangkan, atau keterpaksaan yang membelenggu--, dan kita sama-sama setuju bahwa tujuan pernikahan adalah menjalani komitmen bersama pasangan dengan bahagia hingga tibalah hal itu, kematian.

Sulitnya pernikahan ini juga dialami Tressa dan Bernadine pada masanya masing-masing dan juga diceritakan dari sudut pandang masing-masing. Lika-liku, tantangan untuk mempertahankan komitmen, diceritakan melalui gaya cerita yang begitu apik.

Seperti layaknya cinta pertama, aku, tanpa berpikir satu setengah kali, langsung menyambar buku ini ketika menyatroni garage sale-nya Gramedia yang harga 5000-an itu. Tanpa disangka, lima ribuku berbuah manis. Aku bahkan nggak akan menyesal jika harus mengeluarkan lima puluh ribu untuk buku ini (bercanda; kalo ada yang murah, ngapain beli yang mahal?).

Kate Kerrigan dengan begitu mahir menyisipkan nasihat-nasihat yang begitu bermakna dalam ceritanya kali ini. Recipes for a Perfect Marriage bukanlah novel ringan, yang membuatku harus beberapa kali membacanya perlahan, kadang mengulangi beberapa kalimat, agar aku lebih memahami apa yang penulis maksudkan di sini.

Gaya bahasa yang memikat dan terjemahan yang baik menjadikan novel ini semakin menarik, di samping ceritanya yang begitu menyentuh. Aku belum berhasil merasa bosan membaca buku ini sampai kata terakhir kubaca, bahkan aku sempat curi-curi baca novel ini saat kuliah (pengakuan macam apa ini). Selain itu, terlalu banyak hal yang bisa diambil dari cerita ini. Tentang apa itu pernikahan, cinta sejati, rasa saling percaya, dan masih banyak lagi.

Ada beberapa resep yang penulis berikan dalam tulisannya ini:

KECOCOKAN : Ada atau tidak ada
KOMPROMI : Kita tidak selalu bisa menikmati gula sebanyak yang kita inginkan
PENGORBANAN : Dengan mengorbankan sesuatu yang kita yakini, kita akan dihadiahi sesuatu yang kita cintai.
BERBAGI SUKA CITA : Ada cinta pada saat memandangi orang-orang lain saling mencintai
BERTAHAN : Ketika memberi terasa sulit berikan lebih banyak
RESPEK : Rasa puas diri adalah musuhnya cinta
MENERIMA : Menerima adalah langkah pertama menuju cinta tanpa syarat
KESETIAAN : Hadiah paling mahal yang bisa diberikan seorang laki-laki kepadamu adalah harga dirinya
RASA PERCAYA : Tidak perlu harus merasakan cinta untuk bisa memberikannya
KOMITMEN : Kita bisa membuat komitmen atas cinta, tetapi kita tidak bisa mencintai tanpa komitmen.
KEBIJAKSANAAN : Tidak ada resep yang mujarab

Aku belum menemukan nilai minus pada novel ini, jadi jangan salahkan aku kalau aku menobatkannya menjadi favorit dan memberikannya rating sempurna.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------


Tokoh favorit?
James.
Ia tetap mencintai Bernadine, meski sosok lelaki impian istrinya selalu membayang-bayangi kehidupan rumah tangga mereka. Ia tetap bertahan, apapun yang istrinya pikirkan tentangnya. Walaupun Dan juga memiliki kelebihan yang sama, bagiku karakter James lebih mengena, oleh sesuatu yang sulit dijelaskan.

Hadiah paling mahal yang bisa diberikan laki-laki kepada dirimu adalah harga dirinya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pernikahan impianku?

Seperti Tressa, aku juga melihat satu pasangan yang menurutku begitu sempurna. Ayah dan ibuku. Tressa melihat betapa kuatnya romansa antara kakek dan neneknya hingga akhirnya salah satu dari mereka meninggal, begitu pula aku melihat kedua orangtuaku, walau mungkin sama seperti Tressa bahwa aku tak melihat bagaimana sesungguhnya pasangan impiannya berjuang menghadapi semua persoalan dalam pernikahan. Aku ingin memiliki pernikahan semanis milik kedua orangtuaku.
Walaupun aku tak ingin salah satu di antara aku ataupun suamiku akan mati muda, tentu saja.

Pernikahan bukanlah tentang resepsi mewah, bukan pula tentang memperlihatkan kemesraan kepada semua orang. Semoga, bagaimanapun caraku dipertemukan dengan calon suamiku nanti (atau, ehem, siapapun dia), pernikahan kami akan merupa sebuah pernikahan yang sempurna.

PS: cover yang di atas bukan cover edisi bahasa Indonesia. wahaha (?)

--creds: pic by pinterest and favim, edited by me
widywenny 

4 comments:

  1. Jadi penasaran sama bukunya... wuaaaaa
    Ini Harlequin bukan sih, kok bau-bau ceritanya kayak Harlequin... hihihi *ketauanbacaannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan harlequin kak, romancenya nggak sekental itu kok :D

      Delete
  2. Wah jd pengen baca bukunya.
    Emang pernikahan itu kudu banyak yg diolah agar awet ya mbak :D
    TFS

    ReplyDelete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...