Saturday, January 31, 2015

[Review] Sunshine Becomes You - Ilana Tan

Judul: Sunshine Becomes You

Penulis: Ilana Tan

ISBN13: 9789792278132

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah halaman: 432

Tanggal terbit: 2 Februari 2012

Tanggal baca: 28-29 Januari 2015

Rating: 4/5




Alex Hirano, seorang pianis bertalenta dan popular yang akan mengadakan konsernya minggu depan di New York. Hingga Ray, adiknya, berniat menunjukkan wanita yang disukainya dan... ada seorang malaikat kegelapan yang mematahkan pergelangan tangan kirinya dan menghancurkan segalanya.

Mia Clark, nama malaikat kegelapan itu, seorang pengajar tari kontemporer di Small Steps, rekan kerja Ray Hirano yang mampu membuat sekitar selusin pria -termasuk di antaranya Ray Hirano, tentu saja- jatuh hati. Alih-alih membuat sang pianis jatuh hati, Mia justru membuat Alex jatuh dari tangga, membuat tangan kirinya harus dibebat, lantas memaksa Alex membatalkan semua pertunjukannya hingga akhir tahun.

Mia bukanlah tipe orang yang bisa dengan mudah lari dari tanggung jawab. Maka ia pun menawarkan diri kepada Alex untuk menjadi tangan kirinya. Dan di sinilah ia kini, menjadi "pesuruh" Alex, membersihkan apartemennya, memasakkan makanan, dan membuatkan kopi untuk Alex tiap pagi. Tanpa disangka, Alex akhirnya mengenal Mia makin dalam, hingga ia tahu mengapa Mia merasa cukup hanya dengan menjadi pengajar di Small Steps dengan talenta tari yang luar biasa pada dirinya.


"Walaupun tidak ada hal lain di dunia ini yang bisa kaupercayai, percayalah bahwa aku mencintaimu. Sepenuh hatiku."

--o--

Buku ini adalah buku Ilana Tan kelima yang kubaca, setelah keempat buku serial fenomenalnya. Dengan cover pink yang cantik dan pengalaman membaca buku-bukunya yang terdahulu, aku memang memasang ekspektasi yang tinggi untuk novel yang satu ini.

Sunshine Becomes You menurutku sangat menarik. Walaupun jalan ceritanya ya gitu-gitu aja: bete-kenal lebih dalam-akhirnya jatuh cinta (oke, ini emang pasaran banget dimana-mana hiks), tapi gaya bercerita Ilana Tan berhasil menyelamatkan jalan cerita pasaran ini. Dan yang membuatku kagum sama penulis adalah setelah lama tak menyentuh karya Ilana Tan, aku masih merasakan ciri khas tulisannya dalam buku ini. Gaya bahasanya khas banget (walaupun entah kenapa aku selalu merasa gaya bahasa penulis yang satu ini kayak terjemahan, mungkin karena kata yang digunakan agak kaku dan nggak familiar). 

Aku suka dengan interaksi si dua tokoh utama ini, entah kenapa interaksi mereka kelihatan nggak berlebihan tapi tetap manis. Tapi aku merasa si Mia ini tokoh yang ngegemesin. Maksudku, hai, dalam novel ini dijelaskan bahwa Mia ditaksir oleh selusin pria, termasuk Karl, Ray, Aaron, Billy, dan beberapa lelaki antah berantah lain. Tapi aku merasa sebenarnya nggak ada yang istimewa dari seorang Mia kecuali kopi buatannya yang numero uno. Karakternya gitu-gitu aja, nggak ada yang istimewa. Jadi bagaimana lelaki-lelaki itu bisa jatuh hati padanya? Aku jadi iri -_-

Dan, oke, ini kekecewaan pribadi aja. Aku berharap konflik Alex dan Ray bisa diolah lagi lebih lanjut. Aku kecewa karena Ray terlalu pasrah atas segala hal yang terjadi di dunia ini. Nggak ada perlawanankah? Dia pasrah saja? Dia nggak merasa lebih berhak? Lalu si Aaron Rogers apa kabar? Dia kan juga sempet suka sama Mia, dia juga pasrah aja?

Mendekati ending, aku merasa Ilana Tan terlalu terburu-buru. Bahkan belum sampai aku menyesuaikan diri dengan ceritanya, eh udah selesai aja novelnya. Maksudku, andai saja penulis bisa mengakhiri novelnya dengan sabar dan bersahaja, membiarkan pembacanya larut dalam emosinya dan nggak mengklimakskan semua konflik yang ada dalam novel ini hanya dengan satu kalimat (sengaja digarisbawahi, biar greget), bisa jadi aku rela menggelontorkan lima bintang. Bisa jadi.

Namun dibalik ending yang buru-buru ini, novel ini memiliki akhir cerita yang sangat menyentuh dan nggak bisa ditebak sejak awal cerita, karena emang rahasianya baru dibongkar di akhir cerita. Sayangnya aku gagal nangis. Kenapa ya? Mungkin standar nangis karena baca novelku emang agak tinggi.
Atau emang karena aku udah kebanyakan galau, makanya jadi nggak peka lagi?

Akhir kata~
Yah, sebagaimana aku emang agak jarang menyuguhkan empat bintang untuk sebuah novel dan kini aku ikhlas memberikannya pada novel ini, aku rasa aku menyukai novel ini, karena novel ini memang cukup menghanyutkan :)

No comments:

Post a Comment

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...