Monday, February 13, 2017

Let's Talk About Romance with These Bloggers (Special Valentine)



Selamat tanggal 14 Februari, jomblo tanah air!

Orang bilang, hari ini adalah hari kasih sayang. Pada masa jahiliyahku dulu, aku pernah bertukar cokelat dengan seseorang. Tapi itu masa lalu jahanamku. Sekarang aku sudah cukup bahagia dengan membeli cokelat khas Jogja rasa strawberry yang enaknya udah ngalahin jalan bareng pacar.

Untuk post spesial valentine kali ini, aku nggak akan mengadakan giveaway berhadiah cokelat. Tenang saja. Tapi aku akan mengajak dua blogger kece untuk berbincang-bincang tentang genre kesayangan kita semua: romance.
Romance sama valentine masih nyambung kan ya?


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Yang pertama, kita bakal ketemu Pramestya Ambangsari dari Red Blue Story. Umurnya masih 16 tahun. Kami berdua seumuran kok. Beneran.
Iyain aja biar cepet.

Pramestya Ambangsari atau biasa dipanggil Tya, mengaku memang paling suka dengan genre romance. Karena, menurutnya, cerita yang nggak ada romancenya tuh kurang greget.

Untuk penulis romance lokal, Tya memfavoritkan Ilana Tan, Ziggy Z, Dy Lunaly, dan Ika Natassa. Sementara untuk penulis luar negeri, Tya mengaku baru sedikit membacanya sehingga ia tidak menyebutkan penulis favorit.

Kemudian aku sadar bahwa aku belum pernah membaca karya Ziggy Z dan Dy Lunaly. Tya merekomendasikanku untuk membaca karya terbaru keduanya: Semua Ikan di Langit-nya Ziggy dan Table for Two-nya Dy Lunaly. Namun dari buku yang sudah pernah ia baca, ia merekomendasikan Jakarta Sebelum Pagi-nya Ziggy Z dan Il Tiramisu-nya Dy Lunaly.

Tentang keempat penulis favorit Tya tadi, ia menyebutkan alasan mengapa ia memilih keempatnya. Ilana Tan itu keren di setting dan cara bercerita. Pakai bahasa baku biasanya bikin aneh, tapi kalau dia malah bikin baper. Kalau Ziggy, dia keren karena dia cerita ceplas ceplos, hal-hal yang busuk (misal kata babi diungkapin buat mengibaratkan orang lain) malah terasa asik dibaca. Lalu, menurut Tya, Dy Lunaly keren di karakter secara psikologis. Fisiknya emang digambarin, tapi dikit. Jadi terserah pembaca mau bayangin gimana. Sementara itu, Ika Natassa keren karena bacaan dewasa *eh* Tya suka Critical Eleven (dan baru baca Critical Eleven, Antologi Rasa, The Architecture of Love). Di CE, Tya jatuh cinta sama plot yg ngebaperin (Iya sama, aku juga baper. Apalagi pas Ale lagi hot-hotnya). Dan, semua aspek yang ia sebutin itu tadi, adalah komponen dari cerita yang bagus.

Soal adegan yang agak “panas” nih, karena Tya masih di bawah umur, jadi dia membatasi diri kalau ada novel beradegan kipas-kipas. Tapi kalau udah terlanjur, ya kadang diskip (Aku nggak percaya, pasti diam-diam dibaca juga. Ya kan?).

Cerita romance yang menarik menurut Tya yang kayak gimana sih?
Cerita romance yang bagus menurut Tya itu yang aktual dan menarik (lho kok kayak karya ilmiah). Romance yang bagus itu yang realistis, nggak banyak kata-kata manis/gombal/menye, yang karakter cowoknya bikin klepek-klepek, terus konfliknya jangan gara-gara selingkuhan terus perebutan harta #sinetron (lha, ketauan sering nonton sinetron nih, makanya tahu konflik di sinetron biasanya apa #disambit). Boleh sih ada gombalannya asal nggak norak dan terlalu lebay/manis. Kalau bisa sih yang anti mainstream, kalaupun idenya biasa harus banget punya keunikan lain. Tambah: kalau mau nyantumin adegan kipas-kipas, sebaiknya penulis menginfokan ke pembaca biar nggak jadi salah target pembaca (pengalaman) (Kejebak CE ya? #dijambak).

Dari sekian banyak adegan romansa yang pernah Tya baca, aku memintanya untuk memilih satu adegan favoritnya sepanjang masa, dan ia memilih adegan ketika Kazuto melindungi Keiko dari Yakuza dalam novel Winter in Tokyo-nya Ilana Tan. Bagian ketika Kazuto dipukuli untuk kali kedua. Waktu itu ada Keiko dan lagi hujan. Dan akhirnya ingatan Kazuto kembali. Sayang bagian itu malah nggak ada di filmnya.

Ngomong-ngomong soal Winter in Tokyo, karena udah dibikin filmnya nih, menurut Tya castnya gimana?
Cast Winter in Tokyo, menurut Tya lumayan. Menurutnya, pecinta novel tetap punya imajinasi sendiri. Tapi Tya suka sama akting Brandon. Dia berhasil membawakan karakter Tomoyuki dengan baik. Dion Wiyoko juga bagus, tapi kurang "dingin". Waktu Keiko dan Kazuto ketemu di depan pintu ekspresi Kazuto kurang sesuai.

Karena Tya ini orangnya suka sama romance, maka aku mengasumsikan dia akan banyak mengajariku tentang arti kasih sayang *halah*. Jadi, menurut Tya, kasih sayang adalah...

"Perasaan ketika udah nyaman, simpati, empati, dan ketika seseorang sudah dekat dengan orang lain dan membuat orang lain itu menjadi salah satu orang berharga dalam hidup."

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Selanjutnya, yuk kenalan sama Sharie dari Notebook Sharie. Kalau aku lihat-lihat template blognya yang cantik dan cursornya yang unyu, aku pikir dia juga pecinta roman garis keras kayak aku (jadi hubungannya apa, Wen?). Tapi ternyata Sharie menjadikan romance sebagai favorit kedua setelah genre crime/thriller. Ia suka romance karena menurutnya cinta nggak jauh-jauh dari kehidupan. Dan kadang kisah cinta di dalamnya bisa dijadiin buat referensi kisah cinta kita juga. Tapi Sharie ini mengaku bukan tipe orang yang romantis lho. Dia tipe orang yang cuek dan dingin, sedingin karang es yang ditabrak Titanic. Lho. Eh.
Cuma, Sharie ini sebel sama cerita cinta yang ecek-ecek, dalam artian terlalu drama.

Untuk penulis favorit, Sharie menjagokan Tere Liye, Ika Natassa, Indah Hanaco, Irene Dyah dan Prisca Primasari. Namun ia tidak terpaku ke satu penulis, yang penting bukunya enak dibaca, dan nggak bikin Sharie berhenti di 30 halaman pertama. Apalagi banyak juga karya dari penulis baru yang ternyata enak buat dibaca.

Untuk penerbit favorit. Sharie juga nggak punya. Ia tidak pernah melihat penerbitnya sebelum membaca buku. Kalau bukunya bagus atau bikin penasaran, ia akan membeli buku itu tanpa melihat buku itu diterbitkan oleh penerbit mana. Tapi berhubung penulis romance favoritnya banyak yang dari Gramedia Pustaka Utama, jadi dia memfavoritkan GPU.

Cerita romance yang bagus menurut Sharie adalah cerita dimana chemistry kedua tokohnya kuat. Yang membuatnya sampai merasakan emosi mereka. Bikin baper lah istilahnya kalau sekarang, bikin mau nangis. Sejauh ini Critical Eleven-nya Ika Natassa dan Hujan & Tentang Kamu-nya Tere Liye lah yang mampu membuat Sharie agak mewek.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ups. maaf. sengaja. hehe.

Jadi itu tadi ngobrol ngalor-ngidulku bareng dua blogger terkece sepanjang masa. Selamat hari kasih sayang 😍😍😍

P.S: Jadi menurutmu, cerita romance yang bagus itu yang gimana sih? Lalu siapa penulis romance favoritmu? Share di kolom komentar ya! 😁


gambar ambil dari blog masing-masing orang.
+ tumblr, giphy




6 comments:

  1. aku nyari Table for Two-nya Dy Lunaly kok ngga ada ya di goodreads ? Padahal mau aku masukin ke list "Want to read" hihihi.

    Selama ini aku baru baca bukunya ilana tan kayaknya yang musim2 itu dulu selalu nangis nangis bacanya kalau gasalah yang fall apa yang winter gitu?
    Eh tapi kayaknya bukan yang winter deh, yang winter di film in pun aku blm nonton.
    Yaampun udah lama banget aku bacanya buku yang ini, sekarang sampai udah ganti sampul novelnya.


    ika natassa pun belom, takut ketagihan hahahaha. Tapi gapapalah nanti kalau ke gramed mau beli yang itu.

    Tere liye udah enggak terlalu, karena sudah ilfeel .
    Aku di block di fb nya kalau nggak salah wkwkwk gara gara aku komen apa gitu di notenya pas dia bahas bahas indihome. Jadi ga respect *alias dendam hahahaa

    Ah aku pun kalau baca buku juga ga liat penerbitnya siapa. Yang penting enak di baca.

    Kalian gasuka cerita receh berarti ga suka baca novel teenlit yaa?
    Dulu mah waktu aku smp sma kalau ke gramed selalu ke pojok teenlit.
    Waktu kecil sih conan, sincan, doraemon.
    Tapi sekarang.. udah ga terlalu baca romance, lebih suka yang detektif2 gitu.

    Tapi kalau d tanya novel favorit apa sih.. aku bakal tetep jawab suka harry poter
    .

    DUh kok jadi panjang ya komennya ? wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, tere liye emang penulis eksentrik. ada-ada aja berita soal dia. tapi menurutku, tulisannya tetep bagus sih. aku aja ngakuin, hahaha.
      cerita receh yg dimaksud sharie, senangkepku sih, lbh ke novel romens yg terlalu mendayu-dayu dan bapernya keterlaluan.

      Delete
  2. Ntah sejak kapan udah 'kering' sama novel romance haha xD
    padahal dulu waktu SMP doyan banget sama teenlit. Tapi makin dewasa pikiran ini antara makin sempit atau realistis, jadinya ya begitu itu xD

    Tapi tetep aja kalau sama novel yg sci-fi gitu masih bisa nyambung heheh. Jadi bentuk romance nya tuh antara tokoh dg apa yg dia kerjakan.

    Dan romance kan ga melulu ttg cewe cowo. Tapi suasana yg dibangun dlm novel~ kaya novel Tere Liye atau Andrea Hirata sih~ wkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku setuju bgt kalo romens bukan melulu soal hubungan cewek dan cowok. soalnya cinta emang universal ya ^^

      hubungan cinta selain cewek-cowok, yang membuatkku tertarik, biasanya hubungan antara anggota keluarga. sayangnya aku belum banyak ketemu sama cerita yg kayak gini, dan cewek-cowok masih mendominasi.

      Delete
  3. Cerita romance paling melegenda buatku adalah Asma Nadia, walaupun kisah cinta2an mba Asma idealis tetep bikin kisah yg nggak melenceng dari syariat. Sayang pelemnya digarap hanung simeleketehe, ancur deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku malah blm banyak baca karya asma nadia.
      eh mas hanung knapa emang? wkwk

      Delete

Komentarmu, bahagiaku ^^

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...